RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan warga Desa Sukasejati Kecamatan Cikarang Selatan, antre untuk mendapatkan paket sembako murah di kantor desa setempat, Senin (2/12). Paket sembako senilai Rp138.500 ini dapat dibeli warga dengan harga hanya Rp36.500.
Paket tersebut berisi beras premium 5 kilogram, tepung terigu 1 kilogram, gula pasir 1 kilogram, telur ayam ras 0,5 kilogram, dan minyak goreng 1 kilogram.
Salahsatu warga, Mirta (45), mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan paket sembako murah ini, ia menukarkan uang Rp36.500 dengan kupon yang telah dikoordinasikan oleh pengurus RT setempat. Mirta tiba di kantor desa pada pukul 08.00 WIB dan langsung mengantre untuk menukarkan kupon tersebut
BACA JUGA: Masuki Akhir Tahun, Harga Pangan Terpantau Fluktiaktif
“Alhamdulillah ngebantu, soalnya kalau belanja di warung harganya beda, ditambah sekarang harga telur ayam lagi tinggi. Bisa buat keperluan makan sehari-hari,” kata Marti.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi, Abdillah, menjelaskan bahwa program Gelar Pangan Murah (GPM) ini menyasar desa-desa yang rentan terhadap ketahanan pangan.
Berdasarkan pemetaan, terdapat delapan desa yang masuk kategori rawan ketahanan pangan, yaitu Desa Sukasejati dan Desa Cibatu di Kecamatan Cikarang Selatan, Desa Karangmukti di Kecamatan Karangbahagia, Desa Ridogalih di Kecamatan Cibarusah, Desa Srimukti di Kecamatan Tambun Utara), Desa Sukaasih di Kecamatan Sukatani, Desa Sukamakmur di Kecamatan Sukakarya, dan Desa Buni Bakti di Kecamatan Babelan.
“Gelar Pangan Murah ini berjumlah 3.400 paket yang tersebar di delapan desa. Setiap desa dibagi rata, jumlahnya 425 paket per desanya. Untuk sekarang ini baru delapan desa yang benar-benar desa rawan pangan. Tetapi kita juga mantau juga di kecamatan Tarumajaya dan Cibitung,” ungkap Abdillah.
BACA JUGA: Gerakan Pangan Murah Pemkot Bekasi Bantu Warga Margamulya Atasi Kenaikan Harga
Menurutnya, Gerakan Pangan ini bertujuan tidak hanya untuk memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjaga stabilitas harga serta pasokan bahan pokok di Kabupaten Bekasi. Program ini bekerja sama dengan Perum Bulog.
“Sesuai dengan program daerah kabupaten bekasi dalam rangka stabilitas pasokan dan harga pangan serta dalam rangka mendukung pengendalian inflasi daerah Kabupaten Bekasi,” sambungnya.
Ke depan, Abdillah mendorong pemerintah desa untuk memprioritaskan alokasi 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan sekaligus memperkuat sektor pertanian lokal.
“Mudah-mudahan desa-desa fokus pada pengembangan pertanian sehingga kualitas dan hasilnya meningkat. Dengan begitu, ketahanan pangan di Kabupaten Bekasi dapat terus terjaga,” pungkasnya. (ris)