RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA tidak mengabaikan potensi pembaca muda. Sehingga dalam memproduksi konten pemberitaan pun adaptif dengan perkembangan generasi dan pemanfaatan teknologi terbaru.
Bukan tanpa alasan ANTARA memberi porsi kepada pembaca mudanya. Mengingat kantor berita nasional yang berdiri sejak 1937 itu tidak ingin menua bersama pembaca. ’’Kami tidak ingin tua bersama pembaca,’’ ungkap Sekretaris Redaksi LKBN ANTARA Sella Panduarsa Gareta saat diskusi ’’Strategi ANTARA Mengikat Khalayak Gen Z’’ bersama enam mahasiswa magang Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), di ANTARA Heritage Center, Rabu (18/12/2024). Turut hadir dalam kesempatan diskusi itu, Direktur Pemberitaan ANTARA Irfan Junaedi dan Redaktur Pelaksana Suryanto.
Topik yang dibahas pun beragam, mulai dari berbagai langkah ANTARA untuk merangkul khalayak muda, terutama Gen Z, hingga menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman.
BACA JUGA: Deretan Tradisi Unik Nusantara Sambut Perayaan Idul Adha
Perubahan besar kantor berita ini dimulai sejak tahun 2019. Ketika ANTARA membentuk desk baru, khusus membahas gaya hidup, hiburan, otomotif, dan teknologi. Dengan konten yang menyesuaikan khalayak, ANTARA kini menawarkan berita yang ringan, relevan, dan tetap mengedukasi,
Menurut Suryanto, langkah perubahan itu berhasil mengubah demografi pembaca dari yang sebelumnya didominasi oleh usia mature kini ANTARA juga menjangkau pembaca dari kalangan usia lebih muda.
Perubahan itu, sambung Suryanto, tidak berhenti pada sisi konten semata. ANTARA juga menyadari pentingnya teknologi dalam membangun keterhubungan dengan khalayak muda. Maka, media sosial menjadi ujung tombak strategi mereka, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, dengan gaya bahasa yang asyik dan pemilihan isu yang menarik. Menyesuaikan kebiasaan Gen Z yang lebih sering mengakses informasi dari media sosial.
Selain fokus pada digital untuk menyasar pembaca muda melalui online, strategi offline pun dikembangkan dengan merancang dan menciptakan event-event yang akan dilakukan pada tahun 2025 melalui sejumlah biro di daerah dan bekerjasama dengan kampus. ’’Intinya akan rebranding ANTARA,’’ cetus Suryanto lagi.
Berbagai upaya ANTARA untuk menjangkau audience seluas-luasnya, terutama Gen Z, mengedepankan prinsip adaptif tanpa meninggalkan pakem-pakem yang sudah menjadi identitas ANTARA. ’’Kami tetap berusaha tanpa meninggalkan pakem-pakem sejak didirikan tahun 1937,” tutup Sella. (Nur `Aina Aziza Gustina/magang PNJ)