Berita Bekasi Nomor Satu

Sopir Angkot K-11 Protes BisKita Trans Patriot Lewati Pasar Bantargebang

BisKita Trans Patriot rute Summarecon-Vida diadang oleh sejumlah sopir angkutan umum perkotaan (angkot) K-11 jurusan Terminal Bekasi – Bantargebang. Insiden pengadangan ini terjadi di wilayah Bantargebang, Kota Bekasi, pada Selasa (14/1). FOTO: TANGKAPAN LAYAR

RADARBEKASI.ID, BEKASI – BisKita Trans Patriot rute Summarecon-Vida diadang oleh sejumlah sopir angkutan umum perkotaan (angkot) K-11 jurusan Terminal Bekasi – Bantargebang. Insiden pengadangan ini terjadi di wilayah Bantargebang, Kota Bekasi, pada Selasa (14/1).

Pengadangan tersebut sebagai bentuk protes para sopir terhadap pengembangan rute BisKita Trans Patriot yang mulai melewati Pasar Bantargebang. Sebelumnya, bus tersebut berbelok kiri di pertigaan sebelum Pasar Bantargebang.

Kepala Bidang Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Mayasin, menjelaskan bahwa pengembangan rute BisKita Trans Patriot yang melewati Pasar Bantargebang didasarkan pada hasil rapat pada 13 Januari 2025.

“Kami menindaklanjuti berdasarkan hasil rapat pada 13 Januari 2025,” ujar Mayasin.

Menurutnya, pengembangan rute ini merupakan upaya untuk mengoptimalkan BisKita Trans Patriot. Ia menegaskan bahwa pihaknya memiliki kewajiban untuk meningkatkan sistem transportasi sesuai dengan amanat Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi Nomor 9 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Meskipun mendapat penolakan dari sopir angkot K-11, Mayasin menegaskan bahwa BisKita Trans Patriot tetap akan melewati Pasar Bantargebang. Ia menyebutkan bahwa dalam rapat sebelumnya, pihaknya telah memberikan solusi terkait masalah ini.

Solusi pertama menjadikan angkot K-11 sebagai feeder atau kendaraan pengumpan, yang akan menghubungkan BisKita Trans Patriot dengan angkot K-11, seperti halnya sistem Jaklingko di Jakarta.

BACA JUGA: Bus Trans Patriot Koridor 1 Kembali Beroperasi

“Jadi angkutan kota bisa jadikan feeder, penghubung antara BisKita dengan K-11 seperti halnya di Jakarta, Jaklingko,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana melakukan rerouting atau pengaturan ulang trayek kendaraan umum. Langkah ini telah dibahas bersama Organisasi Transportasi Darat (Organda).

“Kedua, kita akan melakukan rerouting. Kita sudah bagas dengan Organda,” ucapnya.

Pihak Dinas Perhubungan juga menawarkan pengusaha angkot untuk bergabung dalam konsorsium.

“Artinya begini, ada pengusaha yang punya lima angkutan bergabung menjadi satu, dibuatkan microbus,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Pengurus Angkot K-11, Maryadi, mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Perhubungan sebelumnya telah menyepakati bahwa BisKita Trans Patriot akan berbelok kiri sebelum Pasar Bantargebang. Namun, bus tersebut malah melewati Pasar Bantargebang, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan awal.

“Kita melakukan aksi seperti ini karena mereka melanggar perjanjian, enggak sesuai dengan perjanjian kesepakatan awal,” ujarnya.

Maryadi menambahkan bahwa saat ini masih ada sekitar 100 unit angkot K-11 yang beroperasi. Sejak adanya BisKita Trans Patriot, pendapatan para sopir angkot turun hingga 50 persen. Ia khawatir pendapatan semakin anjlok jika BisKita Trans Patriot melewati Pasar Bantargebang. (oke)