Berita Bekasi Nomor Satu

Dampak Penutupan Jembatan Cikarang, Pagi Sampai Sore Macet

KEPADATAN LALU LINTAS: Foto udara kepadatan lalu lintas di persimpangan Jarakosta Warung Bongkok, Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang Barat, Rabu (17/12). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Selama 24 hari ke depan, kepadatan lalu lintas diprediksi terjadi di beberapa titik Kabupaten Bekasi, terutama di Jalan Inspeksi Kalimalang. Beberapa titik kemacetan muncul di persimpangan yang menjadi akses keluar-masuk kawasan industri.

Seperti di persimpangan Jarakosta, yang menghubungkan Jalan Perjuangan menuju Jalur Pantura dan Jalan Jarakosta menuju kawasan industri MM2100. Selain itu, Jalan Kawasan Industri yang juga menjadi akses ke MM2100 turut mengalami kepadatan.

Biasanya kemacetan terjadi hanya pada pagi dan sore hari saat jam sibuk pekerja. Namun saat ini, kondisi padat juga terjadi siang hari. Kepadatan arus lalu lintas salahsatunya disebabkan penutupan Jembatan Cikarang atau dikenal warga sebagai Jembatan EJIP, untuk perbaikan jalan. Jembatan ini merupakan satu-satunya akses truk perusahaan dan kendaraan roda empat.

Akibat penutupan tersebut, truk dan kendaraan roda empat harus mencari jalur alternatif, sehingga beban kendaraan di Jalan Inspeksi Kalimalang meningkat. Perbaikan diperkirakan berlangsung hingga 11 Januari 2026.

Kasat Lantas Polres Metro Bekasi, Kompol Sugihartono, mengakui dampak penutupan sangat signifikan, sehingga kepadatan lalu lintas terjadi di beberapa ruas jalan lain.

“Penutupan Jembatan Cikarang dampaknya cukup luar biasa. Kepadatan pada pagi hari di Cifest dan Jarakosta Warung Bongkok,” ucap Sugihartono, Rabu (17/12).

Berdasarkan pemantauan pihaknya, terdapat dua titik kepada utama akibat penutupan jembatan tersebut. Pertama, persimpangan Jalan Jarakosta Kalimalang, yang menjadi jalur logistik truk.
Kedua, Cifest Cikarang Selatan, yang berfungsi sebagai jalur alternatif pengendara roda dua. Oleh karena itu, pihak kepolisian membuka Jembatan Cikarang khusus kendaraan roda dua meski dinilai Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) belum laik fungsi karena tanah yang labil.

“Kami melakukan rekayasa lalu lintas dengan membuka Jembatan Cikarang khusus kendaraan roda 2 agar sirkulasi dari kawasan EJIP maupun dari MM2100 bisa melintas,” tambahnya.

Sementara itu, Baharuddin (40), salahsatu pekerja, mengungkap akibat penutupan jembatan, ia harus mencari jalur alternatif menuju tempat kerjanya di kawasan industri EJIP yang bergerak di bidang manufaktur elektronik.

“Sekarang harus muter lewat Jalan Kalimalang, keluar Tegal Gede, lalu masuk lagi di perempatan EJIP. Jadi macet karena truk dan motor bercampur. Truk besar yang biasanya lewat Jarakosta sekarang harus lewat sini,” ujarnya.

Setiap hari, ia mengendarai mobil bersama dua tetangganya. Untuk menghindari kemacetan di persimpangan Jarakosta, ia kini berangkat lebih pagi.

“Biasanya bisa lewat Jarakosta dan Jembatan EJIP jam 6.30, sekarang sudah harus jalan jam 5. Rumah di Cibitung lumayan jauh, takut terjebak macet di Warung Bongkok,” tandasnya. (ris)