RADARBEKASI.ID, BEKASI – Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan bahwa Pemkot Bekasi akan mengantisipasi lonjakan harga pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) lewat pasar murah.
Hal itu menyusul mulai naiknya harga kebutuhan pokok di pasaran dan dikeluhkan sejumlah pembeli hingga pedagang yang mengakui adanya penurunan omset.
“Makanya kita coba penetrasi pasar murah dulu ya,” katanya.
Bulan ini, Kota Bekasi dilaporkan mengalami deflasi. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), dimana beberapa harga komoditas turun.
Meskipun demikian, harga komoditas terutama bahan pokok di Kota Bekasi masih terpantau tinggi.
“Mungkin minggu-minggu depan kita akan lakukan operasi pasar sehingga akan meningkatkan daya beli masyarakat,” tambahnya.
Diketahui, laporan BPS Provinsi Jawa Barat awal bulan November kemarin, Kota Bekasi mengalami deflasi 0,19 pada bulan Oktober. Meskipun mengalami deflasi pada bulan Oktober, inflasi tahun kalender masih tercatat 4,85 persen, dan inflasi tahun ke tahun 5,75 persen.
Sementara terkait lonjakan harga kebutuhan pokok jelang Nataru, Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Bantargebang (P3B) Mulia, sebelumnya membenarkan adanya kenaikan harga sembako serta sayuran.”Saat ini memang sudah ada kenaikan pada harga bahan pokok dan juga sayuran,” jelasnya.
Saat ini kenaikannya di angka 30 sampai dengan 40 persen, sehingga cukup memberatkan bagi pembeli dan pedagang. “Hampir semua bahan pokok naik kisaran kenaikannya mencapai 30 sampai dengan 40 persen,” terangnya.
Lonjakan harga juga membuat omset atau jumlah penjualan para pedagang mengalami penurunan. Menurutnya kenaikan ini kerap terjadi setiap peringatan akhir tahun.
“Dampaknya bagi pedagang ya omsetnya menurun, tapi ini udah jadi hal yang biasa lah setiap akhir tahun,” tuturnya. (sur)











