RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah guru di satuan pendidikan wilayah Kabupaten Bekasi mengalami gagal fokus. Penyebabnya, karena banyak arahan yang diberikan dari pemerintah.
Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi Prawiro Sudirjo mengungkapkan, kini guru diminta untuk adaptif terhadap perkembangan teknologi digital. Dari hal itu, banyak arahan yang harus dilakukan oleh para tenaga pengajar sehingga membuat kebingungan.
Prawiro memberikan salah satu contoh instruksi dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Saya kasih contoh arahan atau informasi yang diminta pemerintah, namun guru dalam hal ini gagal fokus, salah satunya adalah instruksi untuk mendownload platform Merdeka Mengajar. Banyak guru gagal fokus tidak mengerjakan sehingga pelatihan mandiri platform Merdeka Mengajar ini angkanya rendah,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Kamis (1/12).
Padahal, beberapa tahun terakhir ini guru sudah cukup banyak mendapatkan informasi baru mengenai sistem pembelajaran. Antara lain informasi mengenai Kurikulum Merdeka, program Guru Penggerak, program Sekolah Penggerak, kenaikan pangkat, digital dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Pemenuhan Kesejahteraan Guru Lebih Penting
“Saking banyaknya informasi yang diterima guru, jadi gagal fokus,” ucapnya.
Gagal fokus dialami oleh guru dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, maupun SMK. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada proses belajar mengajar di sekolah.
“Pasti berpengaruh, jadi guru tidak fokus pada proses mengajar yang dilakukan,” katanya.
Prawiro mengatakan, masalah yang dialami guru tak bisa diarahkan. Perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah agar bisa terselesaikan demi kemajuan pendidikan.
BACA JUGA: Serapan Lulusan SLB Rendah, Pemerintah Perlu Dorong Industri
“Harus dilakukan perbaikan dengan cara mengadakan sosialisasi atau kampanye internet sehat dan positif dilakukan oleh Kominfo dan Kemendikbud ristek. Supaya guru melek informasi dan lebih peduli dengan kesehatan jiwa mereka,” terangnya.
Terpisah, guru SMPN 1 Sukakarya Wilda Nurlaila Qodri mengaku, hilang fokus pada informasi yang diterima menjadi suatu permasalahan bagi guru, khususnya dirinya.
“Karena terlalu lelah mengajar di sekolah, bahkan kalau memang masih ada tugas kami bawa pulang ke rumah,” ucapnya.
Diakui, gagal fokus ini tidak terlalu sering terjadi. Secara persentase, dirinya dominan menerima informasi dengan baik. “Jika dipersentasekan itu 60 persen gagal fokus, 40 fokus. Karena selain pekerjaan di sekolah kami juga memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, sehingga gagal fokus memang kerap kali kami alami,” pungkasnya. (dew)