RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan oleh sebagian pesantren di wilayah Kota Bekasi, hingga kini. Biaya operasional pesantren terganggu karena masih belum lancarnya sumbangan biaya pendidikan (SPP) dari santri lantaran kondisi perekonomian orangtua mereka yang belum stabil saat pandemi Covid-19.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Nurul Ummah Bojongsari Jatiasih, Ismail Anwar mengatakan, saat pandemi pesantren banyak mengalami kendala.
“Memang cukup banyak kendala dari proses pembelajaran, kegiatan santri, kemudian ekonomi yang imbasnya pada wali santri. Mereka kesulitan untuk membayar uang SPP sehingga tentu hal tersebut mengganggu biaya operasional ponpes,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (25/1).
Sampai awal 2023, sedikitnya 35 persen santri kesulitan untuk membayar SPP. Kondisi ini berpengaruh terhadap biaya operasional pesantren yang dipimpinnya.
“Hampir 35 persen dari total santri aktif yang ada saat ini masih sulit untuk membayar SPP, sehingga tentu sangat berpengaruh terhadap operasional ponpes,” tuturnya.
BACA JUGA: Pihak Pesantren Siapkan Strategi Cegah Perundungan Santri
Lebih lanjut dijelaskannya, biaya operasional meliputi honor guru, makan santri, listrik, pemeliharaan, serta sarana dan prasarana pendukung proses kegiatan santri.
“Dari banyaknya biaya operasional yang harus dicover, yang paling urgent adalah honor guru dan makan santri,” ucapnya.
Dikatakannya, dalam dua tahun terakhir pemberian honor guru sempat mengalami keterlambatan dua sampai tiga hari. Namun saat ini hal tersebut sudah mulai dapat teratasi.
“Untuk gaji guru kadang suka telat, tapi kami selalu upayakan agar keterlambatan tadi tidak terlalu lambat. Biasanya kami menggunakan dana taktis untuk mengcover semuanya,” terangnya.
Sedangkan untuk operasional lain seperti makan santri, dibantu oleh donator. “Untuk makan karena itu adalah kebutuhan yang harus ada setiap hari, kami dibantu oleh para donatur biasanya donatur itu kami cari atau bahkan datang sendiri,” jelasnya.
BACA JUGA: FKPP Kota Bekasi Ajak Pimpinan Ponpes Ciptakan Ruang yang Aman dan Nyaman bagi Santri
Menurutnya kondisi seperti ini masih akan sangat terasa dalam beberapa tahun kedepan. Sebab menurutnya pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu faktor dari menurunnya perekonomian masyarakat .
“Membutuhkan waktu saya kira sampai 2025, mengingat di tahun mendatang merupakan tahun politik. Jadi membutuhkan waktu yang cukup panjang,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Mulyadi Effendi menyampaikan, beberapa kendala sempat dialami oleh hampir sebagian pesantren.
“Memang beberapa permasalahan ini dirasakan oleh hampir seluruh lembaga pendidikan, salah satunya adalah ponpes,” ucapnya.
Namun, dikatakannya kendala yang dihadapi mampu diatasi. Ia berharap tahun ini bisa kembali pulih. (dew)