RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang pengendara sepeda motor menjadi korban pembegalan yang dilakukan oleh empat orang pelaku, di Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jumat (23/6) lalu.
Peristiwa itu viral di media sosial (medsos) dan terekam Closed Circuit Television (CCTV) berdurasi 1 menit 51 detik. Dalam rekaman CCTV itu, terlihat korban yang tengah berkendara, dipepet oleh empat pelaku yang mengendarai dua sepeda motor pada pukul 03:47 WIB, sehingga membuat korban terjatuh.
Usai korban terjatuh dari kendaraannya, salah satu pelaku yang dibonceng turun dan mengacungkan senjata tajam jenis celurit kepada korban yang terjatuh dalam posisi jongkok, dan terlihat pasrah saat diancam.
Bahkan korban sempat meminta belas kasihan, dengan kalimat minta ampun kepada pelaku yang mengancamnya menggunakan senjata tajam. Kemudian para pelaku lainnya mengambil motor korban, dan kabur melarikan diri ke arah Setu.
Maraknya kejadian pembegalan di wilayah Setu, membuat Pemerintah Desa (Pemdes) Burangkeng geram. Menurut Kepala Desa Burangkeng, Nemin bin Sain, kejadian pembegalan sudah terjadi enam kali di wilayahnya dalam satu bulan terakhir.
Selain mengambil harta benda, pembegalan di wilayah itu juga membahayakan nyawa. Dirinya berinisiatif membuat sayembara bagi warga yang dapat menangkap pelaku pembegalan, akan diberikan hadiah uang tunai sebesar Rp 10 juta.
“Dari informasi Bimaspol dan Babinsa, sampai dengan akhir bulan ini, sudah ada enam kejadian. Bahkan bukan hanya merampas harta benda para korban, tapi juga mengancam keselamatan korbannya. Kalau harta benda masih bisa dicari, sedangkan nyawa, itu sadis sekali,” kata Nemin, di Desa Burangkeng, Senin (26/6).
Dikatakan Nemin, sayembara uang tunai Rp 10 juta itu berasal dari uang operasionalnya. Tujuannya guna memberikan semangat kepada warga dan menjadi motivasi untuk saling menjaga lingkungan dari tindak kejahatan. Usai diberikan sayembara tersebut, kini masyarakat telah bergerak mengamankan wilayahnya.
“Tujuannya dari sayembara ini, untuk membangkitkan semangat warga. Karena aksi pembegalan sudah sering terjadi, namun belum ada yang bisa menangkap begal jalanan itu,” harapnya.
Selain membuat sayembara, Nemin juga akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) pengamanan di Desa Burangkeng. Satgas itu melibatkan Bimaspol, Babinsa, Pokdar, Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT) dan semua elemen masyarakat. Nantinya, keberadaan Satgas itu akan ditempatkan pada jam-jam tertentu di titik-titik rawan.
“Untuk mengantisipasi, pada malam hari ada siskamling. Termasuk membentuk Satgas penanganan keamanan di Desa Burangkeng, yang melibatkan Bimaspol dan Babinsa, juga Karang Taruna, Pokdar, RT/RW semua elemen masyarakat,” ucap Nemin.
Untuk memberikan motivasi, Pemdes Burangkeng telah menyiapkan dana operasional untuk Satgas penanganan keamanan. Anggaran itu berasal dari operasional kepala desa.
“Operasional kepala desa saya gunakan untuk Satgas keamanan, supaya membuat warga merasa aman dan nyaman. Mau pulang kerja malam hari, di perjalanan masuk wilayah Burangkeng,warga harus aman,” tutupnya.
Salah satu warga setempat, Eman Susanto menyampaikan, korbannya berkendara sendiri dari arah Cileungsi. Ketika sampai wilayah Desa Burangkeng, dipepet oleh pelaku hingga terjatuh dari motornya.
“Korban ini dari arah Cileungsi, lalu dari belakang pelaku langsung memepet korban hingga terjatuh,” beber Eman
Diakuinya, peristiwa itu kerap terjadi di wilayah Setu, dan membuat warga resah.
“Kami warga Burangkeng sangat resah, karena beberapa bulan ini sering terjadi pembegalan. Harapan warga, agar kepolisian sering melakukan patroli dan lebih diperketat lagi,” saran Eman.
Sementara itu, Wakapolsek Setu, Iptu Eko Pamungkas menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan mengenai kasus tersebut.
“Saat ini perkaranya masih dalam proses penyelidikan,” tutur Eko saat dikonfirmasi. (ris)