RADARBEKASI.ID, BEKASI – Banyaknya hunian vertikal atau apartemen yang dijadikan bisnis penginapan dengan sistem sewa harian hingga kontrak panjang diklaim berimbas pada menurunya jumlah pengunjung hotel. Kondisi itu juga disikapi Perhimpunan Hotel dan Restoran Seluruh Indonesia (PHRI) Kota Bekasi yang merasakan dampak dari pembangunan apartemen yang justru dijadikan bisnis penginapan.
“Sebenarnya berpengaruh juga ya dengan adanya apartemen yang bisa disewa harian itu, kami cukup rasakan dampaknya memang,” ujar Ketua PHRI Kota Bekasi Abdul Rosyad Irwan kepada Radar Bekasi, Selasa (1/8).
Menurutnya, hal tersebut dirasakan oleh hampir sebagian besar hotel, khususnya bagi hotel berbintang. Dimana jumlah pengunjung terasa lebih sedikit dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
“Ya dirasakan banget ya apalagi hotel berbintang, kalau dulu kan pilihan penginapan ya hanya hotel,” tuturnya.
Namun pihaknya tetap optimis hotel menjadi salah satu tempat penginapan yang nyaman dan juga aman. Karena setiap hotel memiliki keunggulan yang berbeda-beda.”Kami optimis nantinya okupansi kembali normal dan terus mengalami peningkatan yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
Sejauh ini dibandingkan saat pandemi Covid-19 tingkat okupansi kamar hotel mengalami kenaikan 30 hingga 60 persen. “Range keterisian kamar hotel jika dilihat meningkat 30-60 persen, dimana persentase tersebut lebih baik dibandingkan tahun pandemi,” jelasnya.
Dimana peningkatan terjadi pada jumlah pengunjung di luar kota Bekasi, atau yang sedang dalam kunjungan ke wilayah kota Bekasi dan memutuskan untuk menginap.
“Kita harapkan peningkatan bisa terus terjadi dan kembali normal, karena dari persentase tersebut setiap harinya bisa mengalami peningkatan dan juga penurunan,” jelasnya.(dew)