Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Polisi Klaim Bubarkan Bentrok Ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang Tanpa Gas Air Mata dan Peluru Tajam

Polisi berjaga di lokasi bentrokan antar ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang, Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pascabentrok 3 ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang, sejumlah masyarakat sekitar lokasi mengaku terdampak penggunaan gas air mata. Ada pula rumah warga yang terkena peluri nyasar diduga milik aparat saat membubarkan aksi bentrokan.

Benarkah polisi menggunakan gas air mata dan peluru tajam untuk membubarkan bentrokan tersebut?

Kasi Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari menepis dugaan penggunaan senjata tajam dan gas air mata saat membubarkan bentrokan ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang, Rabu (20/9/2023) malam lalu.

BACA JUGA: Peluru Nyasar ke Rumah Warga Dukuh Zamrud, Diduga Terjadi Saat Bentrok 3 Ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang

“Nggak ada sama sekali menembak gas air mata, tidak ada, tidak ada sama sekali. Buat apa tembak, wong sudah menurut kok,” ungkapnya kepada media, Sabtu (23/9/2023).

Erna mengatakan, situasi malam itu bukan seperti unjuk rasa yang harus dibubarkan dengan gas air mata.

“Kami nggak ada sama sekali, kalau ada (gas air mata) itu bubarlah semua itu orang ramai banget massa di situ,” kata Erna.

BACA JUGA: Satu Keluarga Trauma Terjebak Saat Bentrok 3 Ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang

Selain itu, Erna juga mengelak terkait temuan peluru nyasar di salah satu rumah warga di Perumahan Dukuh Zamrud, Mustikajaya.

Polres Metro Bekasi Kota membantah menggunakan senjata api untuk peringatan apalagi melumpuhkan.

Sebelumnya diberitakan, suasana mencekam dirasakan satu keluarga asal Mustikajaya, Kota Bekasi Euis Puspita Awalia saat terjadinya bentrokan antar kelompok ormas di di Jalan Raya Setu – Bantargebang, Kota Bekasi.

BACA JUGA: Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Bentrok Maut 3 Ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang

Euis bersama suami dan ketiga anaknya saat itu sedang asyik makan malam di restoran cepat saji tak jauh dari lokasi bentrokan. Tiba tiba suasana berubah ketika ada bentrokan antar ormas yang menyebabkan satu orang tewas.

Pengunjung di restoran cepat saji itu merasakan mata perih dan dada sesak saat polisi membubarkan massa bentrokan di lokasi tersebut.

“Tiba-tiba mata perih dan merasakan sesak pada dada saya, Kami hanya bisa berdoa melihat itu ambulans lewat, mobil polisi, brimob dengan sirene-sirene yang mencekam malam itu,” kata Euis

Dirinya menceritakan, lebih dari satu jam dirinya harus tertahan di resto tersebut hingga situasinya benar benar kondusif.

“Kurang lebih satu jam kalau tidak salah karena kurang memperhatikan, kami jam 8 kurang sudah sampai, kami baru bisa keluar jam 9 lebih,” terang Euis.

Terpisah, warga di Perumahan Dukuh Zamrud, Mustikajaya, kaget saat atap rumahnya diketahui jebol diduga terkena peluru nyasar setelah terjadi bentrokan.

“Jadi ketika lagi mau bereskan kamar adik saya. Orang rumah menemukan ada besi di lantai, awalnya bingung, besi tersebut apa, tapi ketika liat ke plafon atasnya sudah bolong,” cerita Naufal saat dihubungi, Jumat (22/9).

Naufal menduga benda mirip proyektil tersebut dilepaskan ke arah atas, lalu menukik ke bawah dan jatuh di atap rumahnya yang tak jauh dari lokasi saat terjadi bentrokan.

“Sekitar 500 meter dari Mc’D Dukuh Zamrud. Saya di Dukuh Zamrud Blok i, patokannya patung kodok,” bebernya.

“Kemarin saya sudah komunikasi oleh pihak kepolisian melalui instagram, mereka sudah meminta alamat dan nomer pribadi saya,” tuturnya. (rez)