Berita Bekasi Nomor Satu

Siswa Belajar Tanpa Mebeler Masih jadi Permasalahan Serius

BELAJAR LESEHAN: Sejumlah siswa belajar di SDN Sukadanau 01 Cikarang Barat, Selasa (28/11). Belajar tanpa mebeler masih menjadi permasalahan serius di Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Siswa belajar tanpa mebeler masih menjadi permasalahan serius di Kabupaten Bekasi. Kondisi yang sudah berlangsung bertahun-tahun itu memaksa para siswa untuk belajar dalam posisi lesehan.

Meskipun beberapa upaya telah dilakukan untuk memberikan solusi agar siswa dapat belajar dengan nyaman, namun hingga saat ini masih sulit ditemukan solusi yang memuaskan.

Akar masalah ini terletak pada pembangunan fisik dan pengadaan mebeler yang dikelola Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berbeda. Pembangunan fisik oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, sementara pengadaan mebeler oleh Dinas Pendidikan.

Ketidaksinkronan antara dua OPD tersebut memaksa siswa untuk belajar tanpa kursi dan meja. Pada 2019, upaya pembangunan ruang kelas baru (RKB) dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Namun, hal tersebut belum berhasil menyelesaikan permasalahan di dunia pendidikan.

Kemudian, pernah juga pada 2019 pembangunan ruang kelas baru (RKB) dilakukan pada satu dinas yang kala itu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Namun tak juga menyelesaikan masalah di dunia pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Imam Faturohman, menyatakan terkait mebeler pihaknya terus melakukan sinkronisasi dengan pihak terkait.

“Untuk mebeler kami terus melakukan sinkronisasi dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang tentang rencana sekolah yang dibangun serta pengadaan mebelernya,” ungkap Imam, Selasa (28/11).

Imam mengakui kondisi banyaknya ruang kelas yang tidak dilengkapi mebeler. Meskipun tidak memberikan rincian jumlah sekolah yang terkena dampak, Imam menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan langsung di lapangan dan berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang untuk memastikan bahwa pembangunan ruang kelas sejalan dengan pengadaan mebeler.

“Saya sendiri langsung mengecek di lapangan untuk mengetahui kondisinya, termasuk ruang kelas toilet dan fasilitas lainnya,” kata Imam.

Imam menyatakan, pihaknya telah menganggarkan dana untuk pengadaan mebeler pada 2024 mencakup 241 ruang kelas di 199 sekolah dasar dan 142 sekolah menengah pertama. Penganggaran ini disesuaikan dengan rencana pembangunan ruang kelas yang akan dilaksanakan tahun depan.

“Dengan penganggaran ini, maka pembangunan yang sudah dilakukan tahun ini, di Januari nanti sudah ada bangku dan mejanya sehingga bisa dapat digunakan. Perbaikan ini terus dilakukan,” jelasnya. (and)