RADARBEKASI.ID, BEKASI – Berbagai upaya dan inovasi terus dilakukan oleh pemerintah, termasuk masyarakat ikut terlibat di dalam menekan angka stunting. Salah satunya adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang ada di wilayah Puskesmas Kelurahan Harapan Baru, inovasi ini diberi nama Makaroni Telor Tinggi Protein Cegah Stunting (Mak TingTing), terlaksana di Posyandu Apel, RW 16, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Kepala Puskesmas Harapan Baru, drg. Endah Purborini menjelaskan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan. Stunting ditandai dengan panjang dan tinggi badan tidak sesuai usia anak, kondisi ini berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak.
Lebih lanjut, ia menjabarkan salah satu penyebabnya adalah pemberian makanan pada bayi dan balita yang tidak memenuhi kebutuhan gizi. Faktor ini dilatarbelakangi banyak hal.
“Hal ini dapat berkaitan dengan pola pengasuhan, keragaman dalam pemberian pangan, dan pengetahuan ibu atau pengasuh mengenai makanan dengan gizi seimbang,” ungkapnya.
Program gizi dalam bentuk PMT bisa menjadi salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting pada bayi dan balita. Inovasi dalam hal PMT ini ada di Posyandu Apel.
Dalam pelaksanaannya, bayi dan balita diberi makanan tambahan berupa makaroni telur di Posyandu. Makanan yang dibuat dengan beberapa bahan seperti makaroni, tahu, wortel, telur ayam, dan telur puyuh ini memiliki kandungan protein tinggi.
“Adapun inovasi Posyandu Apel Kelurahan Harapan Baru yaitu dengan program Mak TingTing, dimana bayi dan balita diberikan PMT Mak TingTing di Posyandu Apel,” katanya.
Upaya ini tidak cukup dilakukan hanya di sektor kesehatan saja, diperlukan kepedulian dan kerjasama lintas sektor. Dalam hal ini Endah mengatakan bahwa Puskesmas sebagai unit kesehatan fungsional harus bisa menjadi pusat penyadaran dan pengembangan terkait dengan kesehatan, hingga mengedukasi masyarakat terkait dengan pentingnya gizi bagi bayi dan balita untuk dilakukan secara berkelanjutan.
Setidaknya ada tiga langkah sederhana kata Endah untuk mencegah stunting pada bayi dan balita, dimulai dari pemberian asupan nutrisi yang baik pada remaja, ibu hamil, dan ibu menyusui. Kedua, memberi asupan gizi yang baik pada anak serta ASI eksklusif pada bayi hingga usia enam bulan.
Terakhir, menjalankan pola hidup bersih dan sehat seperti tidak mengkonsumsi alkohol, membiasakan cuci tangan pakai sabun, serta menjaga lingkungan dan sanitasi yang bersih.
“Jika tiga langkah sederhana itu dilakukan secara konsisten, dan kemandirian keluarga tercipta, maka masalah stunting pada anak dapat teratasi sesuai dengan cita-cita dan harapan Indonesia emas 2045,” tambahnya. (sur/ADV)