RADARBEKASI.ID, YAMAN –Milisi yang menguasai Yaman, Houthi menjadi sorotan usai menyerang perairan dekat Israel, Laut Merah usai pasukan Zionis melancarkan agresi ke Palestina.
Houthi menyerang sejumlah kapal komersial terutama kapal yang dianggap berafiliasi atau berhubungan dengan Israel. Serangan mereka kian intensif belakangan ini.
Dilansir dari Arab News pada Kamis (21/12/2023) Perusahaan pelayaran kapal, Evergreen sampai-sampai berhenti menerima kargo Israel untuk sementara waktu.
BACA JUGA: Houthi Ancam Bakal Terus Lancarkan Serangan ke Laut Merah hingga Israel Stop Agresi ke Palestina
Serangan Houthi ke kapal-kapal komersial di Laut Merah bisa menimbulkan penderitaan yang berbeda terhadap Israel dan sekutunya.
Terlebih kelompok ini sempat menyatakan tak akan berhenti menyerang kapal yang berafiliasi dengan Israel.
Laut Merah itu membentang dari Selat Bab El Mandeb di lepas pantai Yaman hingga Terusan Suez di Mesir Utara.
BACA JUGA: Respons Ancaman Iran, AS Kerahkan Pesawat Tempur di Arab Saudi
Perairan tersebut dilewati 12 persen arus perdagangan global termasuk 30 persen lalu lintas peti kemas global.
Dilansir dari Rusi Organization, Sejumlah pihak khawatir serangan drone dan rudal Houthi terhadap kapal komersial yang terjadi sejak 9 Desember, bisa menyebabkan guncangan lebih besar terhadap perekonomian dunia.
Gangguan rantai pasokan global sempat tersendat saat kapal Ever Give terjebak di Terusan Suez selama sepekan pada 2021 silam. Imbas insiden ini, kerugian ekonomi global tak terhingga.
BACA JUGA: Wuhan Suez
Serangan Houthi juga bisa menyebabkan harga minyak dan gas melonjak lantaran sejumlah perusahaan pelayaran besar dunia menghentikan sementara pengiriman melalui Laut Merah.
Mereka yakni raksasa British Petroleum, Maersk, Hapag-Lloyd, CMA CGM Group hingga Evergreen.
Selain itu serangan-serangan Houthi bisa memaksa kapal-kapal mengambil rute yang jauh lebih panjang di sekitar Afrika dan menyebabkan biaya asuransi meroket.
Perusahaan bisa membebankan kenaikan biaya pemindahan barang mereka kepada konsumen, sehingga menaikkan harga lagi saat pemerintah di seluruh dunia berjuang mengendalikan inflasi usai pandemi. (jpc)