Berita Bekasi Nomor Satu

Empat Titik Tanggul Sungai Citarum Kritis, Muaragembong Rawan Banjir

ILUSTRASI: Foto udara banjir di Muaragembong akibat luapan air Sungai Citarum, beberapa waktu lalu. Empat titik tanggul di Muaragembong dalam kondisi kritis. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wilayah Muaragembong menghadapi potensi bencana banjir akibat luapan air Sungai Citarum. Pasalnya, empat titik tanggul sungai dilaporkan dalam kondisi kritis.

Camat Muaragembong, Sukarmawan, menyampaikan bahwa air akan meluap ke permukiman bila status debit air Sungai Citarum berada di angka 12 meter.

“Sekarang debit airnya masih di posisi sembilan meter. Debit air di sungai Citarum itu jika sudah di posisi 12 meter, artinya sudah masuk siaga satu (tanggul jebol), berarti meluap ke pemukiman warga. Masih agak rentan dari 9 ke 12 itu,” ujar Sukarmawan kepada Radar Bekasi, Kamis (4/1).

Saat ini, pihaknya terus memantau perkembangan debit air Sungai Citarum. Terlebih di sepanjang wilayah yang dipimpinnya ini masih ada empat titik tanggul Sungai Citarum yang kritis.  Pihaknya sudah melayangkan surat ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk penanggulangan titik tanggul kritis. Termasuk melapor ke pimpinan.

“Masih ada empat titik tanggul kritis. Kita akan layangkan surat ke BBWS untuk penanggulangan tanggul-tanggul kritis dari ancaman banjir kalau air sungai meluap. Saya sudah laporkan ke Pj bupati, alhamdulilah kalau sekarang kondisinya masih aman terkendali,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi, mengatakan Kecamatan Muaragembong kondisinya masih relatif aman meskipun hujan setiap hari tidak berdampak pada debit air Sungai Citarum.

Namun, situasinya dapat berubah ketika ada kiriman air dari daerah hulu, seperti Bandung, Purwakarta, Karawang, dan sekitarnya, yang menjadi sumber sungai Citarum dan Cibeet. Di Desa Pantai Bahagia, upaya penanggulangan tanggul kritis telah dilakukan oleh BBWS pada 2023. Namun, terdapat perbedaan persepsi antara warga dan BBWS.

BACA JUGA: Viral Warga Gotong Keranda Jenazah Lewat Petakan Sawah, Camat Muaragembong: Untuk Percepat Waktu Tempuh

Setelah terjadi tanggul jebol yang merusak rumah-rumah warga, penanganan tanggul masih bersifat darurat. Kondisi itu meninggalkan kekhawatiran di kalangan warga.

“Pastinya membuat warga was-was, karena Sungai Citarum ini banjir tahunan, sama seperti halnya dengan lebaran pasti datang setiap tahun. Sedangkan penanganan baru tanggul darurat,” ungkapnya.

Menurutnya, dua desa di Kecamatan Muaragembong, yaitu Desa Pantai Sederhana dan Pantai Bahagia belum mendapatkan perhatian dari BBWS untuk penanganan tanggul permanen.  Qurtubi menyayangkan tindakan pemerintah pusat dan provinsi yang memberikan kewenangan kepada BBWS.

“Saya sangat sayangkan, ini kan kewenangan pemerintah pusat dan provinsi yang dikuasakan kepada BBWS. Itu belum ada penanganan yang signifikan untuk menanggulangi tanggul-tanggul yang kritis. Saya soroti, masih ada dua desa yang belum ada penanganan tanggul secara permanen,” ungkapnya. (pra)