RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah petugas sortir dan lipat surat suara pingsan akibat sesak napas dan mual yang diduga disebabkan oleh pengapnya gedung logistik KPU Kabupaten Bekasi, akhir pekan kemarin. Ruangan tersebut menjadi pengap karena kehadiran 1.000 orang petugas sortir dan lipat.
Berdasarkan pantauan Radar Bekasi pada hari ketiga pengerjaan sortir dan pelipatan surat suara di gedung logistik yang beralamat di Jalan Pantura Desa Karangsari Cikarang Timur ini, satu persatu petugas yang mayoritas perempuan jatuh pingsan. Tenaga kesehatan dari PMI nampak sigap memberikan pertolongan pertama kepada petugas yang pingsan.
Salah satu petugas sortir dan lipat surat suara, Wiwin, mengungkapkan ketidaknyamanan gedung logistik KPU Kabupaten Bekasi.
“Ngelekeb (panas) udaranya. Karena nggak ada udara, panas banget. Makanya banyak yang pada pingsan. Kalau saya sama saja sebenarnya (pengengap, pusing, mual), cuma dirasain saja,” ujar Wiwin.
Perempuan asal Cikarang Timur ini mengaku, tertarik menjadi petugas sortir dan lipat surat suara untuk mengisi waktu luang dengan honor harian sebesar Rp 285 ribu, belum termasuk pajak.
Mekanisme dalam sortir dan lipat surat suara ini dikerjakan secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari sepuluh orang. Mereka mulai bekerja pukul 08.00 sampai 17.00 WIB.
Selama dua hari ini, rata-rata per kelompok mampu menyortir dan melipat 7.000 surat suara. Wiwin berharap ada penambahan kipas angin di gedung logistik.
BACA JUGA: 400 Surat Suara DPR RI Rusak di Gudang Logistik KPU Kota Bekasi
“Dengan kondisi gudang yang panas sangat mempengaruhi pekerjaan. Pengennya bisa ada ventilasi udara dan kipas angin ditambah,” ungkapnya.
Selama tiga hari pengerjaan sortir dan lipat, hampir setiap hari terdapat keluhan dari petugas seperti pusing dan mual, bahkan beberapa mengalami pingsan karena sesak napas. Pada hari ketiga, salah satu petugas bahkan harus dilarikan ke Rumah Sakit Harapan Keluarga Jababeka.
“Pada hari pertama dan kedua memang ada yang pingsan, sesak napas, pusing, dan mual. Cuma baru hari ini saja yang sampai kita bawa ke rumah sakit. Kalau hari-hari sebelumnya kita tangani dengan pemberian oksigen dan obat-obatan,” ujar Petugas Kesehatan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi, Indra Batak.
Indra dan petugas PMI lainnya setiap hari berada di lokasi untuk menyediakan obat-obatan. Namun, keterbatasan obat-obatan menjadi kendala dalam pelayanan tersebut.
“Faktor utama karena kondisi gedung yang panas. Ditambah sirkulasi udara kurang, dan ketersedian kipas angin banyak yang mengeluhkan, bahwasannya kipas angin kurang dan segala macam. Jadi membuat kondisi gedung panas,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Muchamad Iqbal dari Divisi Data dan Informasi KPU Kabupaten Bekasi menjelaskan bahwa pelipatan surat suara sebanyak 11.242.445 melibatkan 1.000 pekerja yang tinggal di sekitar gudang dan kantor KPU. Terkait dengan cuaca, di siang hari kondisinya memang cukup panas, yang menyebabkan beberapa petugas mungkin pingsan karena kelelahan stamina.
“Jadi ada beberapa yang pingsan, namun dari KPU sudah bekerjasama dengan PMI. Dari PMI sudah standby satu ambulans di sini. Ketika ada petugas yang merasa staminanya drop bisa langsung ditangani oleh petugas PMI. Ada obat P3K juga yang kami sediakan,” jelasnya.
Sekretaris KPU Kabupaten Bekasi, Wahid Rosidi, menambahkan bahwa petugas sortir dan lipat berjumlah 1.000 orang dengan honor per hari sebesar Rp 285 ribu. Mereka mayoritas berasal dari Cikarang Timur, Kedungwaringin, dan Cikarang Utara. Dalam perekrutan petugas sortir dan lipat, tidak ada persyaratan administrasi, hanya terdapat batasan usia dan kemampuan membaca serta menulis.
“Perekrutannya ini tak memerlukan persyaratan administrasi. Terpenting bisa baca dan tulis, kemudian mempunyai KTP. Minimal berusia 17 tahun dan maksimalnya kita batasi di 60 tahun. Karena ini lepas, persyaratannya tidak spesifik, nggak seperti KPPS walaupun bekerja sehari,” tuturnya.
Wahid menyatakan targetnya agar sortir dan lipat surat suara dapat diselesaikan dalam waktu 14 hari hingga 25 Januari 2024, dengan harapan setiap hari dapat menangani 750 ribu surat suara. Namun, pada hari kedua, rata-rata hanya mencapai 500 ribu surat suara per hari. Menurutnya, jika pencapaian harian tetap pada angka 500 ribu, mungkin perlu dilakukan penambahan petugas.
“Target satu hari 750 ribu. Tapi faktanya dua hari terakhir 500 ribu rata-ratanya. Kemungkinan kita akan tambah petugas, setengah dari yang ada sekarang, berarti penambahan 500 orang,” katanya.
“Untuk lokasinya nanti atas pertimbangan pimpinan, kita bisa gunakan gudang di kantor KPU. Kalau memang memungkinkan, karena harus pindahkan surat suara. Tapi nanti kita lihat kondisi dan keputusan pimpinan komisioner,” sambungnya.
Kendati demikian, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bekasi menilai kondisi gudang cukup representatif, walaupun cuaca yang cukup panas. Berdasarkan pengawasan Bawaslu dari hari pertama sampai ketiga ini, KPU dianggap sudah melakukan langkah antisipatif berkaitan soal petugas kesehatan, apabila ada petugas yang kurang sehat. Oleh karena itu tidak perlu ada penambahan ventilasi udara.
“Sejauh ini sudah maksimal, memang ada beberapa kipas angin yang sudah disediakan oleh KPU itu sendiri. Petugas KPU sudah mengambil langkah yang cukup baik,” ucap Ketua Bawaslu Kabupaten Bekasi, Akbar Khadafi. (pra)