RADARBEKASI.ID, KORSEL – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol buka suara mengenai skandal yang melibatkan Ibu Negara, Kim Keon Hee yang telah mengguncang politik Korea Selatan.
Skandal tersebut terjadi sekitar dua bulan setelah sebuah video dengan kamera tersembunyi merilis menampilkan Kim Keon Hee. Ibu Negara menerima sebuah tas dari merek mewah Christian Dior seharga 3 juta won atau sekitar Rp 35 juta.
”(Pengunjung yang memberikan hadiah tersebut) memasang kamera tersembunyi pada jam tangannya, jadi bisa dikatakan skema ini sengaja diatur,” kata Yoon Suk Yeol, merujuk pada pendeta Korea-Amerika Choi Jae Young sebagai pengunjung yang bertemu dan merekam Ibu Negara.
BACA JUGA: Korea Selatan Sahkan RUU Larangan Konsumsi Daging Anjing
”Selain itu, (Voice of Seoul) membuat video tersebut diketahui publik pada saat pemilihan umum semakin dekat. Satu tahun setelah masalah ini terjadi, jadi kita bisa melihat ini sebagai manuver politik,” tambah dia.
Namun demikian, Yoon Suk Yeol mengakui bahwa tindakan istrinya yang terlihat dalam kamera tersembunyi itu sangat disesalkan.
”Namun, tidak penting apakah itu manuver politik atau bukan. Yang lebih penting adalah berperilaku dengan baik, sehingga garis batasnya harus dibuat dengan jelas untuk mencegah kejadian seperti itu terulang kembali,” ucap Yoon Suk Yeol.
BACA JUGA: Imbas Gempa Jepang Magnitudo 7,6, Korea Selatan Tsunami Nyaris 1 Meter
Yoon Suk Yeol mengatakan, pengunjung tersebut memiliki akses yang mudah ke Kim Keon Hee. Sebab, video tersebut difilmkan ketika Yoon dan Kim masih tinggal di apartemen pribadi mereka di Seocho-gu, Seoul.
Kejadian tersebut sebelum mereka pindah ke kediaman kepresidenan yang baru di Yongsan-gu, Seoul. Pengunjung tersebut mengungkit-ungkit hubungannya dengan ayah Kim yang telah meninggal dunia saat Ibu Negara masih muda.
”Dari sudut pandangnya (Kim Keon Hee), dia akan merasa sulit untuk memandang dingin (pengunjung) mengingat situasinya,” kata Yoon.
BACA JUGA: Terancam Topan Khanun, Kontingen Kota Bekasi di Korea Selatan Dievakuasi Besok
Yoon Suk Yeol telah ditekan untuk mengklarifikasi sikapnya atas skandal tas Dior. Sebab, skandal itu telah mengguncang Korea secara internal dan menarik perhatian media internasional selama beberapa bulan terakhir.
Skandal itu muncul pada November tahun lalu, setelah video yang direkam secara diam-diam dirilis dalam sebuah laporan berita oleh saluran YouTube sayap kiri, Voice of Seoul.
Video tersebut menunjukkan pendeta Choi memberi hadiah tas mewah, yang baru saja dibeli seorang staf Voice of Seoul.
Lalu Choi berhasil bertemu langsung dengan Kim, karena Choi merupakan teman mendiang ayah Kim.
Di bawah undang-undang anti korupsi di Korea Selatan yang dikenal sebagai Undang-Undang Kim Young Ran, seorang pegawai negeri dapat menghadapi hukuman penjara hingga tiga tahun atau denda 30 juta won (Rp 353 juta) jika pasangannya ketahuan menerima hadiah senilai lebih dari 1 juta won (Rp 11 juta).
Walaupun tidak ada bantuan yang diberikan atau diminta sebagai imbalan atas hadiah tersebut. Saluran tersebut kemudian menggugat Ibu Negara pada Desember 2023, dengan tuduhan bahwa dia melanggar undang-undang tersebut.
Rekaman itu juga menunjukkan Kim melakukan panggilan telepon dengan seseorang yang tidak dikenal, yang mengindikasikan bahwa dia tampaknya ikut campur dalam proses promosi pejabat pemerintah.
BACA JUGA: Kasus Pemalsuan, Ibu Mertua Presiden Korea Selatan Ditahan
Choi juga mengusulkan agar Seoul menjalin hubungan dengan Pyongyang dan mengklaim telah melihat Kim menyalahgunakan kekuasaan sebagai Ibu Negara untuk mencampuri urusan negara.
Kantor kepresidenan bersikeras bahwa ibu negara telah menjadi korban dari taktik yang diatur dengan cermat, untuk memfilmkan tanpa persetujuan secara ilegal.
Han Dong Hoon, pemimpin sementara Partai Kekuatan Rakyat menggambarkan langkah outlet tersebut sebagai trik kamera tersembunyi yang murahan.
BACA JUGA: Itaewon, Ikon Wisata Hiburan Korea Selatan yang Berubah jadi Daerah Bencana
Dalam pertemuan dengan Kwanhun Club yang beranggota para jurnalis senior, dia menambahkan bahwa video tersebut memicu kekhawatiran publik tentang keamanan Ibu Negara.
Skandal tas Dior adalah tuduhan kriminal terbaru yang menimpa ibu negara. Pada Januari, sebuah RUU yang disahkan blok oposisi yang menuntut penyelidikan penasihat khusus, atas dugaan keterlibatan Ibu Negara dalam manipulasi saham sejak satu dekade yang lalu, di-veto (hak untuk membatalkan keputusan, ketetapan, rancangan peraturan dan undang-undang atau resolusi) oleh Yoon.
Dikutip Korea Herald, RUU tersebut sekarang tertunda di Majelis Nasional, untuk dilakukan pemungutan suara ulang. Di tengah serangkaian tuduhan tersebut, Ibu Negara saat ini menjauh dari sorotan publik. Kim terakhir kali terlihat di depan umum pada 15 Desember, ketika dia dan suami kembali usai perjalanan dari Belanda. (jpc)