RADARBEKASI.ID, BEKASI – Selain mereka yang saat ini tengah berjuang mendapat tiket emas menjadi Bakal Calon Kepala Daerah (Bacakada) dari Partai Politik (Parpol), ada juga yang tengah berjuang mengumpulkan ratusan ribu fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk berjuang di jalur perseorangan atau independen.
Ya, perjuangan calon perseorangan ini terbilang relatif berat, musti merayu dan memastikan kebenaran masyarakat yang memberikan dukungan hingga memastikan pilihannya tidak melenceng pada 27 November nanti.
Tahapan pemenuhan syarat dukungan calon jalur independen dimulai kemarin (5/5/2024) hingga 19 Agustus nanti. Setidaknya mereka memiliki waktu tiga bulan untuk mengumpulkan fotokopi KTP sebagai salah satu bentuk dukungan.
Nama-nama calon wali kota dan bupati jalur independen sempat bergaung di Kota dan Kabupaten Bekasi. Untuk menjadi Calon wali kota dibutuhkan 117.623 pendukung yang tersebar di tujuh kecamatan, jumlah ini setara dengan 6,5 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu kemarin.
“Jadi kalau Pemilu terakhir kita DPT nya 1.809.574, maka 6,5 persennya itu di angka 117 ribu. Dibuktikan dengan mengisi formulir dan disertai dengan lampiran fotokopi KTP,” kata Ketua KPU Kota Bekasi, Ali Syaifa, Minggu (5/5/2024).
Syarat dukungan tersebut harus dipenuhi oleh warga Kota Bekasi yang ingin mencalonkan diri dari jalur independen. Selanjutnya diserahkan ke KPU Kota Bekasi, kemudian dilakukan verifikasi.
BACA JUGA: Rekam Jejak Heri Koswara Calon Wali Kota Bekasi 2024
Sesuai jadwal pada PKPU nomor 2 tahun 2024, penelitian persyaratan calon dilaksanakan pada 27 Agustus sampai 21 September 2024. Penetapan pasangan calon dilakukan hari berikutnya, yakni 22 September.
“Nanti KPU akan melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual untuk memastikan dukungan itu memenuhi persyaratan atau tidak,” tambahnya.
Sementara untuk Kabupaten Bekasi, diperlukan sebanyak 143.014 dukungan, minimal tersebar di 12 kecamatan. Nampak bukan persyaratan yang mudah jika dilihat dari jumlah KTP yang harus dikumpulkan, belum lagi mereka harus meyakinkan masyarakat yang ditemui di setiap titik.
Hal ini diakui oleh Sirojuddin Arusy, salah satu warga Kota Bekasi yang telah memutuskan pilihannya mencalonkan dari jalur independen. Meskipun sudah lama berkecimpung di dunia politik, bahkan sempat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, mendapat dukungan 117 ribu lebih warga bulan urusan mudah.
“Memang sungguh amat berat. Kalau boleh saya berkata saat ini yang ada di pikiran saya, yang berat itu memenuhi syarat, kalau bersaing dengan kompetitor lain itu menurut saya nggak berat,” katanya.
Sampai dengan kemarin, ia masih menggalang dukungan untuk dapat mencari kan diri menjadi wali Kota Bekasi pada Pilkada November mendatang. Sampai dimulainya tahapan pemenuhan syarat kemarin, jumlah KTP yang sudah ia dapat baru berkisar 35 persen dari jumlah yang dipersyaratkan.
BACA JUGA: 8 Alasan M2 Nyalon Wali Kota Bekasi 2024
Selama ini, ia mengaku memanfaatkan jejaring yang telah dimiliki sebagai organisatoris, mantan kepala sekolah, hingga dosen salah satu universitas di Kota Bekasi. Dirinya menarget 118 ribu KTP bisa terkumpul di akhir Mei ini.
Ia mengaku sempat mendapat tawaran memperoleh dukungan dalam jumlah banyak beserta dengan KTPnya. Namun, tawaran itu tidak serta merta ia terima lantaran ingin bertemu secara langsung dan menjabarkan visinya kepada masyarakat.
Cukup beralasan, ia berharap dukungan ini tidak berhenti pada saat pencalonan, tapi juga ia dapat pada hari pencoblosan.”Terakhir itu (yang sudah terkumpul) 30 ribuan lebih, mendekati 40 ribu. Memang masih jauh, saya target akhir Mei sudah terkumpul,” ungkapnya.
Keputusan Sirojuddin terbilang cukup berani. Pasalnya, pada kontestasi Pilkada nanti ia akan berhadapan dengan pasangan calon lain yang didukung oleh Parpol, bahkan gabungan Parpol.
Alasan lainnya kata dia, jatah maju di panggung Pilkada adalah milik ketua partai. Sementara di dunia politik ia bukan petinggi partai, belum lagi mekanisme yang harus dilalui relatif panjang.
“Kalau independen ini kan kesungguhan kita secara pribadi mencari secara langsung dukungan kepada masyarakat,” tambahnya.
BACA JUGA: Siti Qomariyah Diminta Komunikasi Lintas Partai
Diketahui, Sirojuddin Arusy berniat maju menjadi calon wali kota dari jalur independen bersama dengan Ida Laniari sebagai wakilnya. Keduanya bertekad membangun Kota Bekasi lebih maju dari segala aspek, Kota Bekasi Maju Masyarakatnya Gembira diangkat menjadi visi pasangan independen ini.
Terpisah, Ketua KPU Kabupaten Bekasi Ali Rido menambahkan, pendaftaran calon kepala daerah dari jalur Independen atau perseorangan Kabupaten Bekasi sudah dibuka sejak 5 Mei sampai 17 Mei 2024.
“Pendaftaran untuk calon independen sudah dibuka,” ujar Ali Rido, kepada Radar Bekasi, Minggu (5/5/2024).
Untuk persyaratannya, Ali menjelaskan, sesuai dengan Keputusan KPU Kabupaten Bekasi Nomor 25 tahun 2024 tentang syarat minimal dan persebaran dukungan bakal pasangan calon perseorangan (independen) dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bekasi tahun 2024, bahwa jumlah minimal dukungan bakal sebanyak 143.014 dukungan, dengan minimal sebaran di 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Bekasi.
“Jika DPT di suatu daerah melebihi 1 juta, minimal dukungan tidak lebih kurang 6,5 persen. Kalau DPT kita (Kabupaten Bekasi) sebanyak 2,2 juta pada Pemilu 2024 kemarin, tinggal dikalikan 6,5 persen itu tidak lebih kurang dari 143.014 dukungan. Jadi dia (calon independen) harus memenuhi batas minimal yang dilakukan si calon perseorangan,” jelasnya.
BACA JUGA: Calon Wali Kota Bekasi Heri Koswara Silaturahmi dan Serap Aspirasi Warga Kranji
Pada Pilkada 2024 ini mengalami perubahan saat memverifikasi administrasi. Jika sebelumnya verifikasi dilakukan random, namun saat ini , akan dilakukan secara langsung melalui Pencocokan dan Penelitian (Coklit).
Untuk di Kabupaten Bekasi, nama Sarjan sudah sangat santer bakal maju di Pilkada Kabupaten Bekasi melalui jalur independen. Hal itu diperkuat dengan masifnya pemasangan baliho bakal calon bupati (Cabup) Bekasi atas nama Sarjan, yang terpampang di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Bekasi.
Bahkan, pria asal Gabus Tambun Utara ini secara gamblang pernah menyampaikan kepada Radar Bekasi perihal kesiapannya bakal maju melalui jalur independen.
Namun sayangnya, ketika Radar Bekasi mencoba menghubunginya untuk mempertanyakan persiapannya maju melalui jalur independen, Sarjan enggan merespon meskipun nomor teleponnya aktif.
Sementara itu, Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah menilai, sudah ada beberapa tokoh non partisan dan non partai yang menempuh jalur independen saat melakoni pertarungan di Pilkada Bekasi. Tinggal mungkin kemampuan untuk ‘menerjang badai’ diproses independen itu mampu diselesaikan apa tidak.
Roy beranggapan, maju melalui jalur independen bukan perkara mudah karena beberapa syarat harus dituntaskan, termasuk banyaknya dukungan yang dibuktikan dengan validasi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari warga Kabupaten Bekasi di beberapa kecamatan pada umumnya.
Dia mengaku pesimis dengan para calon yang maju melalui jalur independen. Bahkan, Roy berhitung peluang menang calon independen hanya 20 dari 100 persen. Karena belum terlihat gerakan terkait pengumpulan dukungan dari masyarakat. Padahal bulan Agustus sudah mulai verifikasi dan segala macam, sedangkan untuk jalur independen prosesnya lebih panjang karena ada validasi dukungan.
“Itu belum kelihatan, menurut pengamatan saya lima tahun menjelang Pilkada jalur independen itu harus sudah bergerak dalam rangka mengumpulkan dukungan. Tim independen juga harus sudah membentuk tim sukses jauh-jauh hari, ini butuh waktu dan biaya. Sedangkan untuk sekarang belum ada yang kelihatan” tuturnya.
“Lama dan luasnya wilayah, serta banyaknya dukungan yang harus dikumpulkan, itu juga menjadi satu hal yang membuat biaya dari jalur independen menjadi mahal. Sebenarnya sama-sama mahal, yang satu mahalnya mungkin di kendaraan partai, karena tergantung kendaraannya, CC-nya berapa,” sambungnya. (sur/pra)