Berita Bekasi Nomor Satu

SMPN 9 Kota Bekasi Ubah Tujuan Study Tour, Separuh Siswa Batal Ikut

ILUSTRASI: SMPN 9 Kota Bekasi mengubah tujuan study tour dari rencana awal ke Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi ke Bandung. Akibatnya, hampir separuh siswa membatalkan keikutsertaan mereka. FOTO: SMPN 9 KOTA BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – SMPN 9 Kota Bekasi mengubah tujuan study tour dari rencana awal ke Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi ke Bandung. Akibatnya, hampir separuh siswa membatalkan keikutsertaan mereka.

Menurut Kepala SMPN 9 Kota Bekasi, Supriyanti, kegiatan bagi kelas VIII tersebut sudah menjadi program yang direncanakan sebelum dirinya menjabat.

“Kebetulan saya baru bertugas di sekolah ini, sementara study tour sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum saya masuk,” jelasnya.

Supriyanti mengungkapkan bahwa study tour  awalnya direncanakan ke Yogyakarta. Namun, dengan adanya imbauan dari Dinas Pendidikan agar study tour diadakan di wilayah Jawa Barat, pihaknya mengubah tujuan ke Bandung.

“Tadinya mau ke DI (Dawrah Istimewa) Yogyakarta, anak-anak dan orang tua itu senang. Tapi karena adanya imbauan dari Disdik, kami merubah tujuannya ke Bandung,” tandasnya.

Diakui Supriyanti, tidak semua siswa setuju dengan perubahan tujuan study tour ini. Beberapa siswa bahkan memutuskan untuk tidak ikut.

BACA JUGA: FGD Bahas Keamanan Kendaraan Study Tour

“Hampir setengahnya memutuskan tidak ikut, kami juga tidak mau memaksakan. Bagi yang ikut kami minta orangtua untuk memberikan surat izin. Karena kami ingin mematuhi prosedur yang ditentukan,” pungkasnya.

Supriyanti menambahkan bahwa pihak sekolah juga sudah memenuhi beberapa persyaratan, seperti surat layak jalan PO bus dan sopir, surat izin dari orang tua, dan beberapa hal lain yang terkait dengan study tour.

Ia menegaskan bahwa study tour tidak bisa dibatalkan karena panitia sudah membayar uang muka untuk bus. Oleh sebab itu, study tour tetap dilaksanakan pada 21-22 Mei 2024.

“Kami tidak bisa membatalkan begitu saja, karena panitia dari pihak sekolah sudah memberikan uang tanda jadi atau down payment (DP) ke PO bus-nya. Dan dari setengah orangtua siswa juga ingin kegiatan ini tetap berjalan. Jadi kami laksanakan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku,” tutupnya. (dew)