RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hari Raya Iduladha tinggal menyisakan enam hari lagi, namun penjualan hewan kurban di Kota Bekasi masih lesu.
Penjualan hewan kurban tahun ini bahkan dinilai lebih rendah dibandingkan dengan masa pandemi dan saat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sedang masif penyebarannya.
Hasil riset IDEAS-GREAT Edunesia yang dikeluarkan akhir pekan kemarin, memprediksi jumlah kelas menengah yang melaksanakan kurban tahun ini menurun. Meskipun, potensi ekonomi diproyeksikan 80 ribu pekurban menjadi 2,16 juta orang, dengan nilai ekonomi mencapai Rp28,2 triliun.
Kenaikan jumlah pekurban ini berasal dari golongan orang kaya. Situasi ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, mulai dari fenomena PHK hingga tingginya pengangguran.
Bagi pedagang di Kota Bekasi, momentum akhir tahun ajaran baru juga diperkirakan berdampak. Masyarakat diperkirakan masih menahan uangnya untuk biaya pendidikan pada awal tahun ajaran baru nanti.
Penjualan hingga sepekan menjelang hari raya kurban turun 30 sampai 40 persen dibandingkan tahun lalu, bahkan pada masa pandemi.
“Turun, hampir 40 persen. Soalnya kan barengan sama anak (mau) masuk sekolah, kuliah,” kata salah satu pedagang hewan kurban di Pekayon, Ira.
Tahun ini, pihaknya menyediakan 400 hewan kurban mulai dari sapi, kambing, serta domba. Jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu sebanyak 700 ekor hewan kurban.
Perbedaannya, tahun ini ia tidak melibatkan pedagang lain untuk menjual hewan kurban miliknya. Ratusan hewan kurban tersebut ia jual hanya sendiri.
Ratusan hewan kurban sudah disiapkan sejak satu bulan yang lalu, saat ini masih menyisakan 20 ekor yang belum terjual. Harga sapi dijual mulai dari Rp16 juta hingga Rp85 juta.
Mendekati waktu idul kurban, Ira tidak banyak berharap ada tambahan pembeli baru. Pengalamannya selama ini tambahan penjualan hanya berasal dari konsumen sebelumnya yang menambah hewan kurban.
BACA JUGA: Temukan Hewan Kurban Bergejala Sakit
“Paling ya yang nambah aja. Kayak orang sudah booking nih, dia nambah satu ekor lagi,” tambahnya.
Hal serupa juga dialami oleh pedagang hewan kurban di Jalan Cut Meutia, M Yovan Khalis. Dibandingkan tahun lalu saat virus PMK merebak, penjualan hewan kurban hingga H-6 justru menurun.
“Kalau dibilang persentasenya ya ada 30 persen. Kalau menjelang enam hari tahun lalu itu kita bertarung dengan PMK, itu penjualan tahun kemarin masih stabil,” ungkapnya.
Setiap tahun ia bisa menghabiskan 100 ekor sapi pada momentum hari raya kurban. Tapi tahun ini, ia baru menyediakan 60 ekor sapi saja, itu pun masih ada 40 persen yang belum laku terjual.
Sebagian besar sapi sudah terjual ke berbagi daerah di sekitar Bekasi, seperti Jakarta dan Karawang. Pembeli dapat memilih sapi sesuai harga, mulai dari yang paling murah Rp20 juta, hingga yang paling mahal dengan bobot satu ton senilai Rp100 juta.
“Tahun-tahun sebelumnya kita minimal 100 (ekor), tahun ini baru 60 yang masuk. Ketika ini habis menjelang hari H, kemungkinan ditambahnya ada,” ucapnya.
BACA JUGA: Cek Kesehatan Hewan Kurban Antisipasi Penyebaran PMK-LSD
Yovan tetap mempromosikan hewan kurban yang ia jual kepada masyarakat, salah satunya melalui media sosial yang ia miliki di waktu yang tersisa. Ia menjanjikan sapi yang ia jual dalam keadaan sehat, serta menggaransi kesehatan hewan kurban bagu pembeli yang menitipkan hewan kurban di tempatnya.
“Mudah-mudahan mendekati hari H peminatnya lebih banyak, masih ada enam hari lagi kan,” tambahnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) awal Juni mulai melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban berbagai titik penjualan. Total sampai dengan kemarin sudah 10.633 ekor hewan kurban yang telah diperiksa kesehatannya.
Sejauh ini petugas belum menemukan hewan yang terjangkit penyakit Zoonosis, atau penyakit yang berpotensi menular pada manusia.
BACA JUGA: Lapak Hewan Kurban Mulai Marak
“Kalau penyakit zoonosis Alhamdulillah tidak ada, hanya penyakit-penyakit lain yang bisa ditangani. Kita beri obat dan vitamin,” ungkap Kepala DKPPP Kota Bekasi, Herbert Panjaitan.
Tahun ini diprediksi jumlah hewan kurban meningkat 10 persen. Hal ini didasari oleh kondisi perekonomian masyarakat yang dinilai telah pulih pasca Pandemi.
“Prediksi kita ada kenaikan 10 persen,” tambahnya.
Tahun 2023 lalu, kebutuhan hewan kurban di Kota Bekasi mencapai lebih dari 20 ribu ekor, didominasi oleh kambing. Puluhan ribu hewan kurban itu tersebar di 1.275 titik pemotongan pasa hari raya kurban. (sur)