RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi mencatat sebanyak 5.754 warga terpapar tuberkulosis (TBC) terhitung Januari sampai Mei 2024.
Dari jumlah tersebut, 666 orang di antaranya berasal dari kelompok usia anak-anak. Sedangkan sisanya berasal dari kelompok usia dewasa hingga lanjut usia. Atas banyaknya kasus TBC di Kabupaten Bekasi, pemerintah daerah diminta untuk membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB).
“Perintah pemerintah pusat semua daerah harus membentuk TP2TB untuk menangani TBC,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Bekasi, Alamsyah, kepada Radar Bekasi, Rabu (19/6).
Untuk target pengobatan dan terapi sejak Januari hingga Mei, Alamsyah menyampaikan bahwa sekitar 60 persen pasien sudah membaik. Capaian itu masih di bawah target yang ditetapkan.
BACA JUGA: Dukung Tanggulangi Kasus TBC, Pemkab Bekasi Bakal Bentuk TP2TB
”Kalau target seharusnya bisa tercapai 90 persen. Saat ini kami terus melakukan upaya dalam bertambah penyembuhannya,” ucapnya.
Menurut Alamsyah, 61 persen pasien TBC hasil pemeriksaan HIV positif. Sehingga harus menerima terapi antiretroviral (ARV).
“Pasien TBC-HIV mendapatkan ARV (target 100 persen). Tapi hingga saat ini data belum terinput,” ucapnya.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terkena TBC, tersedia dua rumah sakit pemerintah, tiga klinik pemerintah, 53 rumah sakit swasta, 51 puskesmas, dan 452 klinik swasta.
“Kami juga berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak pelayanan kesehatan. Setidaknya dalam penanganan TBC menjadi kerja sama semua pihak,” ucapnya.
BACA JUGA: 1.000 Pekerja Jalani Tes IVA untuk Deteksi Kanker
Alamsyah juga mengimbau masyarakat untuk memperhatikan asupan gizi sebagai daya tahan tubuh serta membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menghindari TBC.
“Selain asupan gizi, kebersihan tempat tinggal harus dijaga. Karena penyebab TBC adalah kuman yang menyerang manusia. Jadi mari kita jaga kebersihan,” ucap Alamsyah.
Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Cikarang Selatan, Udung Budiawan, menyampaikan pihaknya selalu mensosialisasikan tentang pengobatan dan pencegahan TBC dalam kegiatan rapat minggon yang diselenggarakan seminggu sekali.
“Kami sosialisasikan kepada masyarakat untuk dapat menjaga kesehatan dan apabila ada gejala batuk dalam seminggu sebaiknya langsung dicek kesehatannya. Pihak puskesmas juga hadir setiap minggon bahwa berobat dan konsultasi juga gratis tidak dipungut biaya,” pungkasnya. (and)