Berita Bekasi Nomor Satu

Pencegahan Stunting Penting Dilakukan Sejak Calon Pengantin dan Ibu Hamil

BERBINCANG: Plt Kepala BKKBN, Sundoyo, bersama Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, berbincang dengan ibu-ibu usai seminar Kesehatan dan peluncuran program Getas di Cikarang Utara, Rabu (16/10). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pencegahan stunting penting dilakukan sejak calon pengantin (catin) dan ibu hamil melalui pemeriksaan kesehatan dan asupan gizi yang baik.

Berdasarkan data e-PPGBM Kemenkes RI, prevalensi stunting di Kabupaten Bekasi terus menurun berkat optimalisasi kolaborasi pentahelix dari berbagai pihak terkait.

Pada 2021, angka stunting berada di 21,5 persen, lalu turun menjadi 17,8 persen pada akhir 2022, dan pada 2023 menurun lagi menjadi 13,8 persen. Sedangkan angka untuk tahun ini masih dalam proses penghitungan.

BACA JUGA: Bappeda Gandeng Perusahaan Tekan Angka Stunting di Kabupaten Bekasi

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN, Sundoyo, mengatakan calon pengantin dan ibu hamil memiliki risiko tinggi terhadap tumbuh kembang anak dalam pencegahan stunting. Ia mengimbau agar ibu hamil dan calon pengantin segera memeriksakan kondisi kesehatan mereka serta pentingnya imunisasi.

“Penanganan stunting menjadi terlambat apabila bayi sudah lahir. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan memastikan asupan makanan bergizi bagi ibu hamil dan calon pengantin,” ungkap Sundoyo.

Hal itu dikatakan Sundoyo saat seminar kesehatan dan peluncuran program Gerakan Sehat Atasi Stunting (Getas) di Cikarang Utara, Rabu (16/10). Sundoyo menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif dan imunisasi setelah bayi lahir serta menjaga asupan makanan bergizi yang seimbang bagi anak yang berusia lebih dari enam bulan.

“Apabila anak sulit makan, terus diupayakan agar pola makannya baik. Terakhir air bersih dan sanitasi lingkungan juga turut mempengaruhi,” tambahnya.
BACA JUGA: TP-PKK Kabupaten Bekasi Berperan Tekan Angka Stunting

Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, mengungkapkan bahwa selain ibu hamil dan calon pengantin, remaja putri juga berpengaruh terhadap potensi stunting.

“Stunting tidak hanya berasal dari ibu hamil, tetapi juga dari remaja putri. Kami akan mulai melalui dinas kesehatan untuk deteksi dini, mungkin lewat USG. Ini harus kita wajibkan, karena kita sudah ada promkes di puskesmas. Kita perlu upayakan deteksi sedini mungkin selama masa hamil dan pada remaja putri untuk menyelamatkan generasi kita,” terang Dedy.

Dedy menegaskan bahwa pihaknya dengan dukungan berbagai stakeholder, berupaya menurunkan prevalensi stunting tahun ini. Harapannya, target zero stunting dapat tercapai.

“Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan dukungan berbagai stakeholder terus berusaha agar di tahun 2024 ini prevalensi stunting bisa semakin menurun dan mencapai target zero stunting,” tandasnya. (ris)