RADARBEKASI.ID, BEKASI – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi berkomitmen untuk menekan angka stunting dengan menggandeng perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Agus Budiono, mengungkapkan pihaknya telah mengambil langkah konkret untuk melibatkan berbagai perusahaan dalam program CSR yang difokuskan pada penurunan angka stunting.
Dalam upaya tersebut, Bappeda bekerja sama dengan Dinas Keluarga Berencana untuk mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada perusahaan. Surat tersebut berisi ajakan agar perusahaan berpartisipasi sesuai dengan wilayah domisili mereka dalam mendukung program penurunan angka stunting di setiap kecamatan.
BACA JUGA: Bappeda Kabupaten Bekasi Gagas RPJMD untuk Sinkronisasi dengan RPJPD
“Angka stunting tahun ini masih dalam proses perhitungan. Pada tahun sebelumnya, angka stunting di Kabupaten Bekasi meningkat dari 17 persen menjadi 23 persen. Kami berharap melalui program CSR ini, angka tersebut dapat turun menjadi 14 persen,” ujarnya.
Bantuan dari beberapa perusahaan meliputi pemberian makanan bergizi selama tiga bulan berturut-turut, seperti telur, beras, dan kacang hijau. Selain itu, ada juga perusahaan yang memberikan bantuan berupa budidaya ikan dan ternak kambing. Beberapa perusahaan yang sudah berpartisipasi antara lain PT Sugity Cratives dan PT Suzuki serta lainnya.
“Sebelumnya, fokus CSR lebih kepada pembangunan ruang kelas, taman, dan perpustakaan. Namun saat ini, kami mengarahkan perusahaan-perusahaan untuk berkontribusi dalam penurunan angka stunting melalui program CSR,” tambah Agus.
Tidak hanya melibatkan sektor swasta, Bappeda juga bekerja sama dengan Universitas Islam ’45 (UNISMA) Bekasi dalam memberikan edukasi mengenai pentingnya pencegahan stunting. Salah satu wujud nyata dari kerja sama ini melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh mahasiswa UNISMA Bekasi.
Program KKN ini sejalan dengan program pembangunan Pemerintah Kabupaten Bekasi, khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan, penurunan angka stunting, dan mendukung gerakan Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan.
“Kerja sama ini telah berlangsung selama dua tahun, yaitu dari 2023 hingga 2024, dan berhasil menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Bekasi pada 2023,” jelas Agus.
Menurutnya, penanganan stunting memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, swasta, hingga lembaga pendidikan.
BACA JUGA: TP-PKK Kabupaten Bekasi Berperan Tekan Angka Stunting
Dengan adanya kolaborasi antara sektor-sektor tersebut, diharapkan masalah stunting di Kabupaten Bekasi dapat teratasi secara bertahap. Selain itu, program-program seperti ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola asuh yang baik serta kebutuhan gizi yang mencukupi bagi anak-anak.
Agus menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil saat ini bukan hanya bertujuan untuk menekan angka stunting dalam jangka pendek, tetapi juga untuk memastikan generasi masa depan Kabupaten Bekasi tumbuh sehat dan cerdas. Upaya menurunkan stunting harus terus dikawal dan dievaluasi, sehingga target pemerintah untuk menurunkan angka stunting secara nasional dapat tercapai.
“Kami terus mendorong agar lebih banyak perusahaan yang terlibat dalam program ini, sehingga dampaknya bisa semakin luas dan signifikan,” tutup Agus. (and/*)