RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wali murid SMPN 16 Kota Bekasi keberatan terkait rencana kegiatan edu wisata atau study tour ke Yogyakarta yang diadakan oleh pihak sekolah. Kegiatan tersebut sebagai implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Seorang wali murid yang meminta identitasnya dirahasiakan mengungkapkan bahwa informasi mengenai rencana edu wisata tersebut disampaikan oleh pihak sekolah melalui wali kelas kepada siswa.
“Diinfokan pihak sekolah oleh wali kelas melalui anak akan diadakan edu wisata ke Yogyakarta bulan Februari 2025,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Wali murid ini mengaku keberatan lantaran kondisi ekonomi yang belum stabil sejak beberapa tahun ini akibat pandemi Covid-19. “Saya sedang kesulitan dalam penghasilan akibat pandemi Covid-19,” ucapnya.
Menurutnya, penentuan biaya kegiatan tidak dibahas secara terbuka dalam rapat dengan orangtua atau wali murid. Ia berpendapat bahwa jika kegiatan tersebut bagian dari P5, seharusnya tujuan wisata tidak terlalu jauh agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi. Dirinya menegaskan, jika keadaannya lebih baik secara ekonomi, ia tidak akan keberatan dengan kegiatan edu wisata ke luar kota.
“Sejujurnya kalau kondisi keuangan sedang stabil, siapapun termasuk saya ingin membahagiakan keluarga termasuk anak ikut wisata,” ujarnya.
Ia berharap Dinas Pendidikan Kota Bekasi dapat menindaklanjuti keluhannya.
“Saya harap Dinas Pendidikan Kota Bekasi ikut menyikapi dan memutuskan terhadap kegiatan tersebut. Utamanya bagi yang sedang kesulitan ekonomi, namun kewajiban materi Pelajaran bisa dilakukan siswa,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Kepala SMPN 16 Kota Bekasi, Nurhadi, mengonfirmasi adanya rencana kegiatan study tour ke Yogyakarta yang direncanakan untuk siswa kelas 9.
“Kami memang berencana untuk mengadakan study tour ke Yogyakarta, yang akan diikuti siswa kelas 9,” ucapnya.
BACA JUGA: Disdik Terima Laporan 60 Sekolah Gelar Study Tour
Nurhadi menegaskan bahwa rencana kegiatan ini sudah disampaikan kepada orangtua siswa dalam rapat program sekolah saat memasuki tahun ajaran baru 2024/2025.
“Kami sudah melakukan rapat bersama dengan seluruh orangtua siswa terkait program sekolah, termasuk salah satunya study tour ini,” katanya.
Terkait biaya, pihak sekolah melalui komite telah menyampaikan informasi secara rinci kepada perwakilan koordinator kelas (korlas).
“Untuk rapatnya memang baru diadakan oleh komite sekolah dan masing-masing perwakilan korlas dan disepakati tujuan study tour ke Yogyakarta, yang akan berlangsung Februari 2025,” terang Nurhadi.
Nurhadi menjelaskan bahwa kegiatan study tour ini akan berlangsung selama tiga hari menggunakan moda transportasi kereta api dengan biaya sekitar Rp1,6 juta per siswa. Biaya tersebut dapat dicicil dengan cara menabung.
“Biaya untuk study tour ini kurang lebih Rp1,6 juta dan kami menganjurkan kepada siswa untuk menabung, karena kegiatannya masih di bulan Februari 2025,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari P5 dalam Kurikulum Merdeka dan tidak diwajibkan untuk diikuti oleh semua siswa. Nurhadi menjelaskan, jika ada siswa yang merasa kesulitan secara ekonomi, pihak sekolah akan memberikan opsi subsidi silang.
“Bukan hal yang diwajibkan atau dipaksakan, apalagi jika kondisi ekonomi orangtua siswa tidak memungkinkan tetap ingin ikut, maka bisa berkomunikasi dengan pihak sekolah dan komite. Kami akan lakukan subsidi silang, artinya tinggal dibicarakan saja,” ungkapnya.
Nurhadi menambahkan bahwa dalam waktu dekat, pihak sekolah bersama komite akan mengadakan rapat dengan seluruh orangtua siswa untuk membahas rencana study tour ini lebih lanjut. (dew)