Berita Bekasi Nomor Satu
Opini  

Bacalah Sebanyak-banyaknya

Oleh: Achmad Muwafi, Lc

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang muslim harus senantiasa mengingat Allah SWT dengan mengucapkan atau membaca kalimat-kalimat thayibbah, karena dengan mengingat dan memuji asma Allah SWT maka ia akan merasakan ketenangan hati dan ketentraman jiwa.

Berdzikir dapat dilakukan setiap saat. Ketika sedang mengerjakan shalat ataupun di luar shalat. Ketika sendirian ataupun bersama dengan orang lain. Dalam keadaan berwudhu ataupun tidak. Sambil berdiri, duduk, berbaring ataupun sedang melakukan aktifitas lain. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dimana beliau selalu berdzikir setiap waktunya. Dalam sebuat hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, beliau menerangkan bahwa bahwa Rasulullah SAW selalu berdzikir (mengingat) Allah pada setiap waktunya. Hadits ini terdapat dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim.

Allah SWT Berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring.” (QS. Ali Imran ayat 190-191)

Terkait dengan ayat ini, Qatadah menuturkan, “Inilah keadaanmu wahai manusia. Ingatlah Allah ketika berdiri. Jika tidak mampu, ingatlah Allah ketika duduk. Dan jika tidak mampu, ingatlah Allah ketika berbaring. Karena ini merupakan keringanan dan kemudahan dari Allah swt.

Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu berdzikir, mengingat Allah swt sebanyak-banyaknya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41 bahwasannya Allah SWT berfirman, “ Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya.”

BACA JUGA: https://radarbekasi.id/2024/10/22/satu-ibadah-sebanding-seratus-ribu/

Seluruh makhluk Allah SWT di alam semesta ini, mereka selalu berdzikir dan bertasbih dengan memuji-Nya. Di dalam surat Al-Isra’ ayat 44, Allah SWT berfirman, “Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya, tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih memuji-Nya, akan tetapi kamu tidak memahami tasbih mereka. Sungguh Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Ketika semua makhluk yang berada di semesta ini selalu bertasbih untuk Allah SWT, maka manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, pasti diperintahkan untuk bertasbih kepada-Nya. (*)

Penulis merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’aul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Wakil Ketua Umum Asosiasi Kiai dan Intelektual (AKIL) Indonesia, Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi