RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puluhan pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang ditampung Yayasan Zamrud Biru di Kecamatan Mustikajaya, Rabu (27/11), turut menggunakan hak pilih mereka pada penyelenggaraan Pilkada serentak 2024.
Pantauan Radar Bekasi di lokasi, para pasien terlihat berbaris dengan teratur sebelum berangkat ke tempat pemungutan suara (TPS). Pendamping dari Yayasan Zamrud Biru dengan sabar membantu mereka berjalan kaki menuju TPS yang lokasinya berada tak jauh dari lingkungan yayasan.
BACA JUGA: Gerakan Pangan Murah Pemkot Bekasi Bantu Warga Margamulya Atasi Kenaikan Harga
Setibanya di TPS, para pasien nampak tenang dan berani baur dengan masyarakat lain. Itu terlihat ketika mereka menunggu giliran untuk mencoblos sebelum dipanggil oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Pendiri Yayasan Zamrud Biru, Suhartono mengatakan, pihaknya memfasilitasi para pasien yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) agar mereka dapat menjalankan hak konstitusionalnya.
“Hari ini ada sekitar 50 pasien yang menggunakan hak suaranya untuk memilih calon wali kota Bekasi dan gubernur Jawa Barat,” ujar Suhartono.
Menurut Suhartono, jumlah pasien yang berpartisipasi dalam Pilkada kali ini lebih sedikit dibandingkan dengan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Februari lalu. Hal ini karena DPT Pilkada hanya mencakup mereka yang berdomisili di Jawa Barat atau Kota Bekasi.
“Kalau Pilpres kemarin hampir 100 pasien yang ikut, karena cakupannya nasional. Sedangkan Pilkada ini hanya untuk KTP Jawa Barat,” jelasnya.
Para pasien telah mendapatkan sosialisasi tentang prosedur pencoblosan, termasuk cara melipat surat suara dan alur di TPS. Mereka tampak memahami tata cara pencoblosan, meski pendamping tetap mengawasi untuk memastikan proses berjalan lancar.
“Mereka tidak perlu didampingi di bilik suara, hanya diarahkan ke mana harus pergi, mulai dari mengambil kertas suara hingga mencelupkan jari ke tinta setelah selesai mencoblos,” ujar Suhartono.
Selain memfasilitasi para pasien untuk memilih, Suhartono juga berharap Pilkada 2024 dapat melahirkan pemimpin yang lebih peduli terhadap nasib ODGJ. Menurutnya, perhatian pemerintah terhadap warga dengan gangguan mental masih minim, baik di tingkat kota maupun provinsi.
“Saya tadi mencoblos sambil berdoa, berharap pemimpin Kota Bekasi yang terpilih nanti bisa memperhatikan ODGJ. Sampai saat ini, ODGJ masih sering dimarjinalkan dalam agenda pembangunan,” kata Suhartono.
Ia juga menyampaikan harapan kepada gubernur Jawa Barat yang akan terpilih agar lebih memprioritaskan program-program untuk penderita gangguan jiwa.
“Penyakit mental ini kian meresahkan. Banyak warga menjadi ODGJ karena berbagai alasan, tetapi perhatian terhadap mereka sangat minim. Saya minta kepada pemimpin yang terpilih untuk benar-benar memperhatikan masalah ini,” tegasnya.
Yayasan Zamrud Biru juga berharap Pilkada Serentak 2024 ini menjadi momentum lahirnya pemimpin yang peka terhadap kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, termasuk ODGJ, yang selama ini sering terabaikan.(rez)