Berita Bekasi Nomor Satu

Sumpah Setia Warga Kota Bekasi untuk BisKita

OPERASIONAL: Biskita Transpatriot melintas di Kawasan Perumahan Vida, Bekasi, Minggu (19/1). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejak awal beroperasi pada 3 Maret 2024, BisKita Trans Bekasi Patriot berhasil memincut hati masyarakat Kota Bekasi.

Mimpi masyarakat dalam mendapatkan fasilitas yang nyaman dalam menumpang transportasi publik tersedia di BisKita. Akan tetapi, keberadaan moda transportasi anyar ini bukan tanpa prahara. Sumpah setia masyarakat kepada BisKita harus menghadapi perlawanan para sopir angkot yang kian merana.

Sudah hampir setahun ini, Hadyan Rahmat menjadi satu di antara ribuan warga Kota Bekasi yang setia menggunakan jasa BisKita dalam beraktivitas.

Pemuda berusia 30 tahunan ini biasa menumpang BisKita dengan rute Vida ke Summarecon. Ia mengaku layanan BisKita sudah relatif nyaman bagi penumpang.

“Kalau untuk armada atau apa sudah nyaman. Syukur-syukur kalau ada anggarannya bisa dapat seperti Busway, jalur mandiri, itu lebih keren lagi,” katanya.

BACA JUGA: BisKita Trans Bekasi Patriot Masih Gratis

Selain itu, menurut Haydan, kepastian tarif dan headway atau jeda antar bus jadi salah satu nilai plus bagi BisKita. Hanya saja, operator dan pemerintah perlu lebih masif menyosialisasikan aplikasi yang bisa digunakan penumpang melacak posisi BisKita guna menghindari penumpukan calon penumpang di titik pemberhentian.

Selama menggunakan BisKita, Hadyan melihat sendiri adanya peningkatan jumlah penumpang sejak awal beroperasi pada Maret tahun lalu.

“Awal-awal iya, saya merasakan di atas jam 8 sampai jam 9 pagi itu yang naik cuma 2 sampai 3 orang. Per bulan apa saya tidak ingat pasti, diatas jam 9 itu semua bangku terisi,” ucapnya.

Sebagian besar penumpang yang naik dari arah Vida tujuan akhir mereka di Stasiun LRT Bekasi Barat. Berdasarkan pengamatannya selama ini, ia meyakini penumpang BisKita tidak akan pindah ke moda transportasi lain termasuk dirinya yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi.

NUNGGU JEMPUTAN : Penumpang menunggu jemputan Biskita Transpatriot di Halte Perumahan Vida, Bekasi, Minggu (19/1). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

“Untuk tarif standar Rp4 ribu sampai Rp5 ribu lah ya, kalau lebih jadi lebih Segmented lagi jatuhnya. Sebagian besar juga penumpang menuju stasiun LRT,” lanjut Hadyan.

Di sisi lain, beberapa penumpang mulai mengeluhkan perilaku pengemudi yang sering kali terburu-buru. Kebiasaan ini tentu saja menimbulkan risiko bagi keselamatan pengguna.

Sejumlah penumpang mengaku nyaris terjatuh saat hendak naik atau turun dari bus. Pengemudi disebut tidak memberikan waktu cukup untuk penumpang bersiap-siap, bahkan ada yang melanjutkan perjalanan sebelum penumpang sepenuhnya berada di dalam bus.

Nanda (29), seorang penumpang setia Biskita, berbagi pengalaman kurang menyenangkan saat menaiki bus di kawasan Perumahan Vida.

BACA JUGA: Penumpang BisKita Trans Bekasi Patriot Bertambah, Fasilitas Masih Payah

“Saya baru saja melangkah ke dalam bus, busnya langsung jalan. Kalau saya enggak pegangan, mungkin saya sudah jatuh,” ungkap Nanda kepada Radar Bekasi, Minggu (19/1).

Yang membuat situasi ini semakin mengkhawatirkan, dirinya sedang hamil enam bulan saat kejadian tersebut.

“Posisi saya lagi hamil, jadi situasi seperti itu bikin khawatir banget. Harapannya, pengemudi bisa lebih memperhatikan keselamatan penumpang, apalagi untuk ibu hamil atau orang tua yang butuh waktu lebih lama,” tambahnya.

Dari penelusuran Radar Bekasi, jumlah penumpang BisKita Trans Bekasi Patriot terus bertambah seiring dengan perubahan rute hingga penambahan titik henti. Puncaknya pada saat seluruh titik henti dioperasikan, grafik jumlah penumpang hingga 2.812 orang per hari dengan 62 titik pemberhentian.

Hal ini terjadi lantaran ada beberapa titik bangkitan penumpang yang dilalui sepanjang Jalan Siliwangi Narogong, diantaranya Pasar Bantargebang, beberapa universitas, serta perkantoran.

Pada tahun ini BisKita akan bertarif. Saat Dinas Perhubungan (Dishub) tengah melakukan analisis kemampuan dan kemauan membayar atau Ability To Pay (ATP) dan kesediaan membayar atau Willingness To Pay (WTP).

Rencana selanjutnya, Dishub akan mendata ulang seluruh Angkot, menata trayek, serta mengusulkan pemberian subsidi Angkot yang ada di Kota Bekasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan Angkot di Kota Bekasi.(sur/rez)