RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puluhan warga Perumahan Taman Aster menggelar aksi damai di depan kantor pemasaran perumahan mereka di Desa Telagaasih, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Rabu (3/12).
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kendaraan berat yang melewati jalan utama. Kendaraan tersebut digunakan untuk proyek pengembangan perumahan baru yang dikerjakan oleh pihak pengembang Taman Aster.
Ketua Forum Warga Taman Aster, Imam Jauhari, mengungkapkan sejak September lalu kendaraan berat seperti truk dan alat berat kerap melintas di jalan utama perumahan. Padahal, jalan tersebut merupakan akses vital bagi warga untuk bekerja, mengantar anak sekolah, dan berdagang.
“Poin pentingnya adalah kita menolak penggunaan akses jalan utama Taman Aster untuk perumahan baru, untuk mobilitas truk. Kenapa? Karena selain berpotensi untuk merusak jalan, di depan itu dikhawatirkan macet saat jam sibuk,” ucap Imam, Rabu (3/12).
Ia menambahkan, kemacetan memang sudah sering terjadi pada pagi hari. Jika jalur tersebut dipakai kendaraan proyek, kemacetan dipastikan bertambah parah. Warga juga khawatir pembangunan perumahan baru memberi dampak buruk bagi lingkungan Taman Aster, termasuk risiko banjir.
“Efek negatifnya dikhawatirkan masalah banjir, macet, keamanan. Karena sekarang ini di salahsatu blok di kita (Taman Aster) , dengan adanya rekayasa irigasi di belakang itu, saat hujan lebat, sudah terjadi banjir,” katanya.
Sementara itu, perwakilan pengembang, Triyoso, mengakui belum dilakukan sosialisasi kepada warga karena adanya miskomunikasi internal. Ia berjanji akan segera menggelar sosialisasi dan memperbaiki kerusakan jalan akibat kendaraan berat.
“Kami akui bahwa ini merupakan kekurangan dan kesalahan kami. Kami akan sosialisasi lagi dengan seluruh warga Aster, jadi kami akan presentasikan, seperti apa sih proyek ini ke depannya,” kata Triyoso.
Ia menyebutkan bahwa akses jalan utama Taman Aster merupakan fasos-fasum yang telah diserahkan kepada Pemkab Bekasi. Meski demikian, ia mengakui jalan tersebut tidak ideal untuk kendaraan proyek. Pihaknya kini menyiapkan rute alternatif agar kendaraan berat tidak lagi melintasi jalan warga.
“Kami juga akan membuka jalan alternatif sementara akan melalui Desa Bojongkoneng. Insyaallah minggu depan sudah kita realisasikan. Kemudian kita akan koordinasi dengan Pemda juga untuk melalui jalur Pantura dan masuk melalui ke PJT,” ujarnya.
“Kami yakini bahwa kalaupun nanti kita sudah buka jalan warga pasti bisa menerima. Karena tidak ada satupun kendaraan proyek yang akan melalui jalan ini (Perumahan Taman Aster),” tuturnya.
Triyoso menambahkan, selama proses pembangunan pihaknya tidak akan mendatangkan tanah dari luar, sehingga jalan alternatif tidak akan dipenuhi ceceran tanah. Menanggapi keluhan banjir warga, pengembang akan membangun dua kolam besar untuk menampung air saat hujan.
“Masalah drainase, kita akan bikin dua polder air, dua kolam besar. Itu nanti sebagai penampung air limbah dan air bah yang banjir,” tandasnya. (ris)











