Berita Bekasi Nomor Satu

PAUD Krisis Peserta Didik

ILUSTRASI: Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa PAUD Quantum Kota Bekasi. Lembaga PAUD di Kota Bekasi tidak melakukan pembaruan aplikasi Dapodik selama dua tahun belakangan ini akibat mengalami krisis siswa. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kota Bekasi tidak melakukan pembaruan aplikasi data pokok pendidikan (Dapodik) selama dua tahun belakangan ini akibat mengalami krisis peserta didik.

Ya, pandemi Covid-19 yang terjadi selama ini telah menyebabkan lembaga PAUD mengalami penurunan jumlah pendaftar karena sebagian orangtua menunda untuk masuk PAUD.

Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi Heru mengatakan, selama dua tahun terakhir di masa pandemi ini beberapa lembaga PAUD tidak melakukan pembaruan aplikasi Dapodik.

“Kalo kata orang pendidikan, selama dua tahun belakangan di masa pandemi PAUD mengalami krisis, sampai-sampai tidak melakukan update Dapodik,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (28/2).

PAUD yang tidak melakukan pembaruan aplikasi Dapodik cukup banyak. Secara persentase, berkisar di angka 10-20 persen dari total 1.342 PAUD di Kota Bekasi.

“Cukup banyak 10 sampai dengan 20 persen lembaga tidak melakukan update Dapodik peserta didik baru. Karena tidak memiliki peserta didik baru,” jelasnya.

Meskipun demikian, lanjut dia, lembaga PAUD tetap bisa melakukan pembaruan peserta didik baru ke aplikasi Dapodik pada tahun ajaran berikutnya.

“Jika pada tahun pertama lembaga tidak memiliki peserta didik baru untuk dimasukkan dalam Dapodik, maka tahun selanjutnya lembaga masih bisa melakukan update Dapodik jika sudah memiliki peserta didik baru,” ucapnya.

Pihaknya berharap, pada tahun ajaran 2022/2023 peningkatan jumlah peserta didik baru dapat terjadi pada sejumlah lembaga PAUD. Sehingga krisis yang sempat terjadi bisa dilalui.

“Prediksi saya tahun ajaran baru nanti, krisis ini tidak terjadi lagi pada sejumlah PAUD kita ingin yang terbaik lah untuk PAUD,” tuturnya.

Terpisah, Pengamat Pendidikan Tengku Imam Kobul Mohammad Yahya menyampaikan, kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat menjadi salah satu faktor untuk memperbaiki krisis tersebut.

“PAUD itu belajar sambil bermain. Jadi sampai sekarang belum ketemu metode pembelajaran yang pas. Nah, PTM ini bisalah memperbaiki krisis yang terjadi tadi, meskipun tidak terlalu maksimal juga,” ujar Imam. (dew)