Berita Bekasi Nomor Satu

Menengok Aktivitas Budidaya Jahe Merah di RW 19 Kelurahan Mustikajaya

Jahe
UDIDAYA JAHE MERAH: Warga menyirami bibit jahe merah yang sudah mencapai usia 2-3 bulan di Perumahan Graha Harapan RW 19, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Selasa (10/3). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
Jahe
UDIDAYA JAHE MERAH: Warga menyirami bibit jahe merah yang sudah mencapai usia 2-3 bulan di Perumahan Graha Harapan RW 19, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Selasa (10/3). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

Radarbekasi.id – Warga Perumahan Graha Harapan, RW 19, Kelurahan Mustikajaya melakukan penghijauan dengan budidaya jahe merah. Bagaimana kisahnya? Simak laporannya.

Sejumlah warga nampak berada di lahan seluas 96 meter persegi di sekitar Perumahan Graha Harapan, RW 19, Kelurahan Mustikajaya. Mereka adalah pengurus RW serta warga setempat.

Lahan milik warga yang sempat kosong itu telah ”disulap’ menjadi lokasi budidaya jahe merah. Kini, terdapat sekitar 400 tanaman jahe merah yang siap untuk didistribusikan ke warga.

Ketua RW 19, Jumiran menceritakan, budidaya jahe merah ini bermula saat pihaknya memiliki program penghijauan lingkungan.

Kemudian, pengurus RW mencari informasi tumbuhan yang dapat membuat lingkungan hijau serta bermanfaat bagi kesehatan. Akhirnya, pengurus RW bersepakat untuk membeli bibit jahe merah.

Jumiran menambahkan, jahe merah juga memiliki nilai ekonomis yang tentunya dapat meningkatkan ekonomi warga setempat. Karena, harga bibit yang semula Rp35 ribu pada November 2019 kini telah meningkat menjadi Rp75-80 ribu.

Ratusan bibit yang ada, kata Jumiran, akan didistribusikan ke warga di RW-nya. ”Nanti dititipkan ke mereka, tugasnya dia merawat, menyiram, nanti pas saat panen itu kita beli nanti melalui koperasi kita (RW), nanti konsepnya bagi hasil lah,” kata dia, Selasa (10/3).

Jumiran mengatakan, antusias warga setempat cukup bagus. ”Sebagian besar mau berpartisipasi,” ujarnya.

Dewan Penasehat RW 19 sekaligus pengelola budidaya jahe merah setempat, Syarif Hidayat mengatakan, bibit jahe merah dibeli dalam bentuk rimpang di Jogjakarta.

”Dari rimpang itu kita semai sampai tumbuh daun kemudian kita masukan ke polybag kecil sekitar sudah satu bulan sudah lima atau enam daun kita pindahkan ke polybag besar. Nanti disitu akan kita rawat dengan media tanam yang bagus yang baik. Insyaallah itu akan bisa menghasilkan jahe merah yang cukup banyak,” katanya.

Tanaman jahe merah itu, kata dia, bisa dipanen antara 8 sampai 10 bulan. Sementara, untuk yang dijadikan bibit 10-12 bulan. ”Memang jahe ini adalah program dari kepengurusan RW. Yang mana tujuannya adalah untuk melakukan penghijauan di lingkungan RW kemudian juga untuk menambah nilai tambah dari warga,” ujar Syarif.

Di tempat yang sama, Lurah Mustikajaya, Mohammad Faried Wajdi menyampaikan, dirinya mengapresiasi program warga setempat. Dia pun mendukung program tersebut.

Karena, warga memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman yang mempunyai nilai ekonomis dan nilai manfaat. ”Ekonomisnya karena bisa dijual ada value-nya. Manfaatnya untuk kesehatan,” ujarnya.

Menurutnya, dukungan yang dilakukan pihaknya yakni dengan membantu memasarkan produk yang dibudidayakan warga. Yakni, dengan memperkenalkan produk tersebut pada setiap kegiatan kelurahan.

”Kedua kalau mau serius dikembangkan menjadi program UMKM segala macam, nah itu kita dampingi terkait dengan pengurusan izin, kebijakannya, peraturannya, kita bisa fasilitasi ke dinas UMKM,” katanya.(neo)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin