Berita Bekasi Nomor Satu

Ketersediaan Obat Pasien Covid-19 Menipis

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ketersediaan obat dan vitamin untuk pasien Covid-19 di Kota Bekasi makin menipis. Stok yang ada tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dalam waktu lama, jika jumlah pasien terus meningkat.

Ya, seperti diketahui pasien Covid-19 bisa disembuhkan. Salah satu kuncinya adalah memperkuat imun tubuh. Selain diberi obat-obatan, maka imun pasien harus diperkuat dengan makanan bergizi dan vitamin C.

Kategori pasien Covid-19 ini dikelompokkan berdasar gejala dan kondisi paru-paru pasien, mulai dari kategori pasien ringan, sedang, hingga berat. Untuk pasien ringan biasanya tidak perlu dirawat intensif di fasilitas kesehatan, cukup dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin.

Sedangkan untuk pasien kategori sedang, biasa ditambah dengan obat-obatan seperti Hydrochloroquine maupun jenis obat serupa yang bisa digunakan untuk mengobati pasien. Untuk pasien kategori berat, diperlukan penanganan intensif di rumah sakit, biasa mereka memerlukan oksigen untuk membantu pernafasan.

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko S Nugroho menyampaikan bahwa hingga saat ini persediaan vitamin dan obat-obatan untuk pasien Covid-19 masih aman. Namun, kendala akan terjadi ketika terjadi lonjakan pasien atau persediaan yang ada di rumah sakit sudah mulai menipis.

“Ya, jadi sekarang itu kondisinya masih dalam batas kewajaran kebutuhan, tapi kalau kita hitung untuk antisipasi kebutuhan memang kondisinya kurang. Kalau prediksi nya (peningkatan pasien Covid-19) kita akan sekian, nah itu jadi kendala tuh baru,” terang Eko, Selasa (21/4).

Suplai obat-obatan standar yang biasa digunakan oleh rumah sakit diakui masih berjalan normal, tidak ada peningkatan pasien diluar Covid-19. Namun, untuk permintaan obat dan vitamin bagi pasien Covid-19, diakui sudah menjadi kendala rumah sakit.

Permintaan obat untuk pasien Covid-19 ini disebut sedang tinggi, sehingga suplai obat-obatan yang dimaksud menjadi sulit. Diakui tidak ada alternatif lain untuk suplai obat-obatan tersebut, jika diminta dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat. Pasalnya, pasokan obat-obatab yang dimaksud dikontrol oleh pemerintah pusat, rumah sakit swasta tidak memiliki akses suplai obat-obatan ini.

“Alternatifnya ya nggak ada lain, dari pemerintah saja memang, karena kita tidak ada akses untuk pengadaan obat-obatan yang khusus ini (Covid-19) gitu loh, karena kan semuanya dikendalikan oleh pemerintah pusat,” lanjutnya.

Pihak rumah sakit khawatir suplai obat-obatan lainnya pada saat Ramadan dan hari raya Idul Fitri tidak mencukupi. Pasalnya, pada situasi normal saja pihak rumah sakit harus menjaga keamanan persediaan untuk waktu yang panjang selama dua momen tersebut.

Kemampuan suplai obat-obatan disebut terbatas oleh pabrik farmasi, lantaran terbentur Ramadan dan libur Hari Raya Idul Fitri. Produksi juga tentunya terganggu dengan situasi pendemi ini.

Sementara itu, kasus Covid-19 di Kota Bekasi belum ada penurunan, justru meningkat. Berdasarkan data yang ada hinga Selasa (21/4) kemarin ada 1.692 kasus Orang Dalam Pengawasan (ODP), 552 kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 198 orang terkonfirmasi positif, (lihat grafis). Sedangkan penyebaran tertinggi terkonfirmasi positif ada di kecamatan Bekasi Selatan dengan 38 kasus, lalu kecamatan Bekasi Timur dengan 25 kasus dan Rawalumbu dengan 24 kasus. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin