Berita Bekasi Nomor Satu

PSBB Tahap 2, Kekurangan Alat Rapid Test

BERI KETERANGAN: Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah, memberi ketarangan terkait minim-nya alat rapid test dan tidak ada-nya penambahan kasus baru Covid-19 di Kabupaten Bekasi. AND/RADAR BEKASI
BERI KETERANGAN: Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah, memberi ketarangan terkait minim-nya alat rapid test dan tidak ada-nya penambahan kasus baru Covid-19 di Kabupaten Bekasi. AND/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Memasuki tahap kedua Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, mulai kekurangan alat rapid test.

Sebab, jumlah alat pemeriksaan cepat itu kini hanya kurang dari 400 buah. Dan dipastikan, jumlah tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dua hari.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan, pihaknya terus melakukan pemeriksaan massal untuk mendeteksi penyebaran Covid-19.

Namun, dengan jumlah alat tes yang terbatas, pemeriksaan pun diyakini tidak dapat menjangkau masyarakat secara luas.

“Dengan jumlah alat rapid test itu, belum bisa memenuhi untuk pengecekan secara luas. Padahal biasanya, kami melakukan pemeriksaan rutin dengan jumlah banyak dan berkesinambungan,” terang Alamsyah.

Diakui Alamsyah, dalam sehari, pihaknya bisa memeriksa hingga sekitar 200 orang. Pemeriksaan melalui darah ini menyasar sejumlah titik yang berpotensi terjadi penularan.

Namun, dengan ketersediaan alat rapid test yang hanya 400 buah, pemeriksaan pun hanya cukup untuk kebutuhan dua hari. “Untuk itu, kami masih memerlukan alat tambahan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.

Menurut Alamsyah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi sebenarnya sudah melakukan pengadaan rapid test sebanyak 1.500 buah. Akan tetapi, hingga kini pesanan tersebut tak kunjung diterima.

Kemudian, pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.

“Kami sudah koordinasi untuk tambahan rapid test, semoga bisa segera terealisasi, sehingga pemeriksaan tidak terputus. Kemudian pembelian yang 1.500 buah pun bisa segera dikirim,” harapnya.

Diakui Alamsyah, rapid test dinilai masih diperlukan untuk mengendalikan sekaligus menekan angka penyebaran Covid-19. Selain tes melalui dahak, pemeriksaan dengan darah ini juga dianggap mampu menampilkan peta penyebaran virus.

“Dengan adanya rapid test ini, tingkat penyebaran nantinya akan lebih mudah diketahui dan tepat sasaran,” terang Alamsyah.

Sementara untuk tes swab, lajutnya, masih mencukupi. “Kalau tes swab, persedian-nya masih aman. Sekarang, dalam sehari kami bisa memeriksa sampai 30 orang,” pungkasnya. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin