Berita Bekasi Nomor Satu

Orang Tua Masih Bingung

Pas
ILUSTRASI: Sejumlah SMA Tulus Bhakti mengikuti ujian sekolah saat sebelum masa pandemi Covid-19. PAS tingkat SMA sederajat di Kota Bekasi akan dilakukan secara daring (online).Dok Radar Bekasi
Pas
ILUSTRASI: Sejumlah SMA Tulus Bhakti mengikuti ujian sekolah saat sebelum masa pandemi Covid-19. PAS tingkat SMA sederajat di Kota Bekasi akan dilakukan secara daring (online).Dok Radar Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK/SLB tahap pertama dimulai Senin (8/6) hari ini. Pendaftaran yang dilakukan secara online membuat orang tua calon murid baru di wilayah kabupaten Bekasi mengaku merasa bingung.

Salah satu orang tua murid, Anggi (35) mengaku belum mengetahui cara pendaftaran melalui online. Dirinya beranggapan, pendaftaran bisa langsung datang ke sekolah. “Saya kira bisa datang ke sekolah. Kalau lewat online belum tahu caranya kayak gimana,” ujarnya saat ditemui Radar Bekasi, Minggu (7/6).

Perempuan asal Sukawangi ini menuturkan, memungkinkan anaknya sudah mendaftarkan sekolah sendiri melalui online, tanpa memberi tahu terlebih dulu. “Mungkin anak saya sudah mendaftarkan sendiri. Paling kalau sudah terima baru ngomong,” tuturnya.

Terpisah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Bekasi Boan memastikan seluruh sekolah tingkat SMK Negeri di wilayahnya siap untuk melayani masyarakat dalam PPDB. ”Insyallah sudah siap kita terakhir sudah melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat melalui daring dan beberapa media informasi, kita akan melaksanakan sesuai dengan SOP Covid-19 yang ditetapkan,” ujarnya.

Untuk mencegah kerumuman masa, setiap sekolah bekerjasama dengan lingkungan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan. “Yang kita khawatirkan masyarakat membludak dalam proses PPDB, jadi kita sudah bekerjasama dengan masyarakat yang berada di lingkungan sekolah untuk membantu menangani hal ini,” terangnya.

Senada juga disampaikan oleh Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Bekasi Ekowati. Dia mengaku menyiapkan operator untuk membantu proses penerimaan siswa baru. “Kita menyiapkan operator yang memadai untuk proses verifikasi agar tidak terjadi kerumunan masyarakat, setiap sekolah akan menugaskan operator sesuai dengan kapastitas yang dimiliki sekolah. Operator yang ditugaskan juga sudah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya.

Di Kota Bekasi, ada 15 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan 22 Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kota Bekasi serentak akan melaksanakan PPDB online tahun ajaran 2020/2021, menggunakan sistem daring.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 15 Kota Bekasi Iksan Taufik menerangkan, bahwa proses pendafataran PPDB secara online sudah disiapkan dengan matang. Proses pendaftaran tahap pertama ini pihak sekolah mempersiapkan operator yang cukup memadai agar tidak terlalu kewalahan dalam proses verifikasi data peserta didik baru.

“Jadi PPDB tahap pertama ini kita pihak sekolah sudah menyiapkan operator yang memadai agar proses verifikasi bisa dilakukan dengan cepat dan maksimal,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengawas Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Awan Suparwana mengaku sudah memberikan sosialisasi kepada sekolah sejak jauh hari. Dia memastikan PPDB akan berjalan lancar.

“Kita sudah mengevaluasi dan melaksanakan Bimtek pada hari Jumat dan Sabtu kemarin. Dengan diadakannya persiapan ini kita harap pelaksanaan PPDB sesuai dengan alur pelaksanaan dan tetap mengutamakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19,” imbuhnya.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Alie Fauzi meyakini, tidak akan ada siswa titipan yang terjadi pada PPDB tahun ini,. Pasalnya semua menggunakan komputerisasi. Dimana prosesnya lebih mudah dilihat semua orang.

“Saya kira apabila kita melihat dan memperhatikan juknis baik itu tingkat SMA maupun SMK, semuanya menggunakan komputerisasi. Saya melihat tidak ada celah disitu,” ujarnya saat dihubungi.

Menurutnya, untuk sekarang semua diakomodir dari semua lapisan ke dalam sistem, baik itu siswa yang berprestasi maupun zonasi dan afirmasi. Dalam hal itu kata Ali, tinggal bagaimana guru untuk memilih sesuai dengan kondisi zonasi dan tempat siswa tinggal.

“Bagi kami aturan main yang ada, kemungkinan titipan-titipan itu tidak ada. Kalau pun sekarang ternyata mereka masuk, mungkin secara ketepatan dia memilihnya saja. Kalau melihat sistem kayaknya agak susah,” katanya. (pra/dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin