Berita Bekasi Nomor Satu

Evaluasi Pelaksanaan CFD

RENTAN PENULARAN: Sejumlah warga mengikuti CFD di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, belum lama ini. Delapan pengunjung CFD dinyatakan reaktif dua diantaranya positif Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
RENTAN PENULARAN: Sejumlah warga mengikuti CFD di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, belum lama ini. Delapan pengunjung CFD dinyatakan reaktif dua diantaranya positif Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hasil tes masif secara acak yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi di area Car Free Day (CFD) Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, ditemukan dua orang positif Covid-19.

Menanggapi adanya temuan tersebut, Pengamat Kebijakan Publik, Adi Susila meminta pemerintah tak melonggarkan sejumlah sektor yang berpotensi adanya penyebaran Covid-19, salah satunya CFD.

Ia menilai, CFD justru bisa menjadi klaster baru Covid-19 di Kota Bekasi, karena secara teknis pergerakan massa sulit dikendalikan.

“Ya seharusnya Kota Bekasi jangan melonggarkan semua sektor artinya cukup sektor-sektor yang memang secara teknis mudah dikendalikan saja. Misalnya mal, karena bisa satu pintu dan mudah mendeteksi. Kalau CFD susah mengendalikan peserta sehingga potensi penularannya besar,” kata Adi ketika dihubungi Radar Bekasi Kamis (23/7).

Jika Pemkot belum bisa mengendalikan massa, lanjut Adi, lebih baik menunda kegiatan di keramaian atau aktivitas berkerumun lainnya daripada berhadapan dengan risiko penularan yang lebih luas.

Selain itu, kewaspadaan harus ditingkatkan. Dikatakannya, pemerintah pusat sudah merombak struktur organisasi yang menangani Covid-19 dasarnya dengan pemikiran penanganan Covid-19 dan ekonomi simultan.

“Tapi kan itu tadi berdasarkan hasil riset Covid-19, sektor-sektor yang ada jangan semuanya dibuka. Baiknya bertahap dan research, harus ada dasarnya,” jelasnya.

Sebab, kata dia new normal bukan hanya tentang orang-orang hidup dengan protokol kesehatan tapi bagaimana masyarakat melakukan aktivitas baru misal beralih bisnis daring, pendidikan daring, pelayananan daring, dan menjaga jarak, semua beralih ke digital.

“Untuk pemerintah daerah saya harap agar mendesain peraturan baru misalnya jadwal masuk kerja pegawai diatur. Ada kala WFH ada saatnya masuk kantor. Juga yang paling penting agar Pemkot Bekasi bisa satu komando dengan pemerintah pusat,” tukasnya.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman Joewono Putro menyatakan Corona virus adalah penyakit yang cepat menular di kerumunan, maka resiko terbesar terjadi pada titik konsentrasi kerumunan massa.

Oleh karenanya, dirinya meminta pemerintah Kota Bekasi melakukan langkah langkah evaluasi jika CFD tetap dihelat.

“Bila peserta CFD diperkirakan 5.000 orang, maka dapat diprediksikan ada 20 orang yang positif Covid-19. Terhadap angka inilah maka sebaiknya Pemkot melakukan evaluasi penyelenggaraan CFD ini,” ucapnya.

Diketahui, Pemkot Bekasi menyediakan 500 alat rapid test untuk warga yang mengikuti CFD pada 19 Juli lalu. Tes dilakukan di gate 6 Stadion Patriot Candrabhaga.Hasil tes secara sampling (acak) terhadap 500 peserta CFD, ditemukan 8 reaktif atau 1,6 persen, dan yang positif sebanyak 2 orang atau 0,4 persen dari peserta CFD.(pay)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin