Berita Bekasi Nomor Satu

Tidak Tepati Janji, FPHI Nilai Eka Pikun

Illustrasi : Honorer yang tergabung dalam FPHI, membawa keranda bertuliskan pedusta, saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Komplek Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Senin (24/8). ANDI.RADAR BEKASI
BAWA KERANDA: Honorer yang tergabung dalam FPHI, membawa keranda bertuliskan pedusta, saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Komplek Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Senin (24/8). ANDI.RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah guru honorer yang tergabung dalam Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI) menilai, Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja, tidak komitmen atau sudah pikun, karena lupa dengan janji yang pernah diucapkan.

Sehingga, mereka kembali turun ke jalan untuk melakukan aksi unjuk rasa, menuntut janji yang sudah diucapkan Eka, di depan Komplek Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Senin (24/8).

Kedatangan massa tersebut, menuntut agar Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja, menghapus poin empat dan lima dalam petikan keputusan Kadisdik Kabupaten Bekasi, Nomor 800/01/Unpeg-Disdik/2020 tentang penugasan guru dan tenaga kependidikan Non-ASN di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, sesuai yang telah dijanjikan.

Informasi yang berhasil dihimpun Radar Bekasi, ada lima poin tertera pada surat keputusan berkenaan dengan berakhirnya karir honorer. Pertama, meninggal dunia. Kedua, mengundurkan diri. Ketiga, diberhentikan karena melanggar perjanjian kerja. Keempat, tidak dilakukan perjanjian kerja kembali dan Kelima, jabatan diisi oleh ASN.

Ketua Korda FPHI Kabupaten Bekasi, Andi Heryana menyatakan, dua poin dari keputusan tersebut sangat merugikan tenaga honorer. Sedangkan sampai saat ini, Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) non ASN belum ada perjanjian dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi.

Selanjutnya, kaitan dengan poin ke lima, dimana jabatan kosong akan diisi oleh ASN dan tertera pada Surat Penugasan (SP) yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi.

“Saya masih ingat betul janji Pak Eka, yang akan menghapus poin empat dan lima menggunakan tangannya sendiri. Jangan-jangan Pak Eka sudah pikun atau lupa dengan janji atau ucapannya. Namun hingga saat ini, belum juga terealisasi. Oleh sebab itu, kami menagih janji kepala daerah yang mengaku sebagai orangtua guru honorer,” tutur Andi usai memimpin aksi damai, Senin (24/8).

Dalam aksi damai tersebut, para pendemo membawa keranda mayat dengan berbagai tulisan. Diantaranya, pendusta, pikun, KKN dan korupsi. Tulisan tersebut merupakan gambaran bupati yang dinilai mata hatinya sudah buta. Sebab, apa yang telah diucapkan tidak sesuai dengan realita.

Lanjut Andi, mereka akan terus melakukan aksi sampai ada jawaban resmi dari bupati. Bahkan, besok (hari ini, Red), pihaknya akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin