Berita Bekasi Nomor Satu

Literasi Membaca Jangan Sampai Dihilangkan

SMPN-2-Kota-Bekasi
ILUSTRASI: Guru SMPN 2 Kota Bekasi mengajar di kelas saat simulasi pembelajaran tatap muka, belum lama ini. Minat baca harus tetap dipelihara dan dikobarkan melalui guru kepada siswanya.Dewi Wardah Radar Bekasi
SMPN-2-Kota-Bekasi
ILUSTRASI: Guru SMPN 2 Kota Bekasi mengajar di kelas saat simulasi pembelajaran tatap muka, belum lama ini. Minat baca harus tetap dipelihara dan dikobarkan melalui guru kepada siswanya.Dewi Wardah Radar Bekasi

Radarbekasi.id – Proses pembelajaran jarak jauh secara daring masih diterapkan oleh seluruh siswa di Kota Bekasi. Namun, minat baca harus tetap dipelihara dan dikobarkan melalui guru kepada siswanya.

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bekasi Supyanto. Ia menegaskan bahwa meskipun dalam keterbatasan karena pandemi, literasi membaca harus tetap berlangsung.

“Literasi membaca itu penting, jangan sampai dilupakan dan dihilangkan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa, (25/8).

Lebih lanjut diakui, saat ini kemungkinan terjadi penurunan literasi membaca pada siswa. “Pasti ada penurunan karena sistemnya saat ini berbeda, semua pelaksanaan tidak dipantau secara langsung. Mereka yang dipantau saja sering lalai, apalagi yang tidak dipantau,” tuturnya.

Oleh sebab itu, tenaga pendidik harus memaksimalkan dan memanfaatkan situasi pembelajaran secara daring dengan tetap menerapkan literasi membaca di dalamnya. Orangtua yang mendampingi anaknya ketika belajar di rumah juga mesti mengingatkan pentingnya literasi membaca.

“Guru dan orangtua harus lebih optimal mengingatkan dan mendampingi agar budaya membaca menjadi sebuah kebiasaan mereka meskipun harus belajar di rumah,” katanya.

Saat ini, jelas dia, membaca tidak harus melalui buku. Guru dapat memaksimalkannya dengan menggunakan blog serta website, sehingga siswa dapat lebih mudah untuk mengakses bacaan yang memang layak untuk dibaca. “Bisa memanfaatkan blog atau website, tapi dalam hal ini guru juga harus menyaring dan memberikan bahan bacaan yang memang layak untuk para siswanya,” ungkapnya.

Bagi mereka siswa yang memang lebih menyukai membaca buku, sambung dia, perpustakaan sekolah masih dapat diberdayakan. Namun sifatnya tidak dilaksanakan secara berkelompok, melainkan individual.
“Boleh datang ke sekolah untuk minjam buku perpustakaan sebagai bahan bacaan, tapi sekolah yang diizinkan harus berada di zona hijau kemudian siswa harus datang sendiri dan mematuhi protokol kesehatan,” ucapnya.

Wakil Kepala SMPN 29 Kota Bekasi Bidang Humas Nining menyampaikan, proses pembelajaran secara daring tentu memiliki dampak yang kurang baik untuk literasi membaca. Meskipun tidak terlalu banyak terlihat dampaknya.

“Sepertinya memang ada penurunan meskipun tidak terlalu terlihat, tapi ini tidak boleh kita biarkan berlarut-larut. Karena membaca memang penting untuk siswa,” tegasnya.

Hal yang dapat dilakukan saat ini dilakukan oleh sekolah tempatnya mengajar ialah tetap mendorong siswa agar setidaknya setiap satu minggu sekali dapat melaksanakan literasi membaca buku, seperti membaca novel, cerpen, atau biografi. Atau untuk sementara memanfaatkan literasi digital.

“Sampai saat ini siswa hanya meminjam buku pelajaran, mereka tidak meminjam bahan bacaan yang ada di perpustakaan. Namun peningkatan literasi kami akan tetap terus upayakan,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin