Awas Klaster Baru Perusahaan

KENAKAN MASKER: Sejumlah Karyawan PT Bridgestone Tire Indonesia, Kota Bekasi, terlihat mengenakan masker ketika keluar pabrik. Diketahui ada belasan karyawan di perusahaan tersebut terpapar Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
KENAKAN MASKER: Sejumlah Karyawan PT Bridgestone Tire Indonesia, Kota Bekasi, terlihat mengenakan masker ketika keluar pabrik. Diketahui ada belasan karyawan di perusahaan tersebut terpapar Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setelah munculnya klaster baru Covid-19 di perusahaan PT Bridgestone Tire Indonesia, Kota Bekasi, pengawasan protokol kesehatan perusahaan diminta diperketat.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi meminta Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) ikut mengawasi.


Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Sardi Effendi mendesak Disnaker mengawasi lingkungan kerja karyawan di setiap perusahaan. Utamanya penerapan protokol kesehatan.

“Disnaker ini kurang greget juga sekarang ini. Ya seharusnya mengawasi dan memonitoring masalah Covid-19 di setiap perusahaan yang ada,” ucapnya, Rabu (2/9).


Pihaknya mendesak agar Disnaker memiliki laporan pengawasan penerapan protokol kesehatan di setiap perusahaan secara berkala. Disamping itu dijelaskannya, komitmen perusahaan dan karyawan diperlukan guna menekan penyebaran Covid-19.

“Saya kira untuk para pekerja, kita minta tetap laksanakan protokol kesehatan, jangan berkerumun, berkumpul ya. Tetap pakai masker, mereka (pekerja-red) harus membiasakan disaat ini untuk mengurangi berkerumun dan berkumpul. Karena penyebaran Covid-19 sangat cepat, saya juga meminta kepada Wali Kota untuk mengupdate data Covid-19 lebih update lagi,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Disnaker Kota Bekasi, Ika Indah Yarti mengatakan, terkait protokol kesehatan sesuai instruksi Wali Kota Bekasi diklaim sudah disampaikan ke setiap perusahaan.

“Kita sudah sosialisasikan Perwal maupun Keputusan Wali Kota untuk rapid test karyawan. Dan itu sudah dilakukan oleh pihak perusahaan meski tidak semua perusahaan melakukan rapid test Covid-19,” katanya

Pihaknya juga meminta komitmen perusahaan untuk taat menerapkan protokol kesehatan selama Pandemi Covid-19.

“Bahkan di beberapa perusahan karyawannya diberikan vitamin. Sampai sekarang ini kita melihat seluruh perusahaan menerapkan protokol kesehatan, hanya saja kalau untuk rapid testnya, itu akan dilakukan secara estafet ya,” ujarnya.

Paling tidak, dirinya mengaku, bahwa apa yang dicanangkan oleh Pemkot Bekasi sudah dijalankan sebagaimana mestinya. Pihaknya juga meminta perusahaan kooperatif sehingga ketika ada permasalahan bisa segera dibantu.

“Kita juga berkordinasi dengan Dinkes agar segera bertindak jika ada aduan dari perusahaan,” terangnya.

Lebih lanjut, saat ditanya apakah ada karyawan perusahaan lain di Kota Bekasi yang terpapar selain di PT Bridgestone, Ika mengalihkan itu kepada Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Bekasi.

“Untuk itu (penyebaran Covid-19) langsung saja ke Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Bekasi,” tutupnya.

Terpisah, President Director PT Bridgestone Tire Indonesia, Mukiat Sutikno menegaskan penerapan protokol kesehatan sejak pertengahan Maret sudah berjalan. Saat ini karyawan yang masih tercatat positif Covid-19 berjumlah 13 karyawan, 9 karyawan dinyatakan sembuh.

Belasan karyawan yang masih di rawat di rumah sakit menurutnya dalam kondisi baik, dan masih aktif berkomunikasi dengan pihak perusahaan.

“Setiap hari tim kami dari HRD kontak (komunikasi) dengan mereka, menanyakan statusnya dan mereka menjawabnya langsung telpon, jadi bukan dalam kondisi bahaya,” katanya.

Perusahaan mengaku telah melakukan tracking kepada karyawan yang didapati kontak dengan karyawan positif Covid-19 tersebut, dari total 1600 karyawan. Setelah diketahui, aktivitas perusahaan tetap berjalan normal dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Pihaknya mengklaim, protokol kesehatan sudah sangat ketat dilakukan di area perusahaan. Mulai dari pemakaian masker dan menjaga jarak selalu disosialisasikan di lingkungan perusahaan. Sejak Maret lalu, perusahaan telah meminta kepada karyawan untuk aktif menyampaikan kondisi kesehatan jika mengalami gejala tertentu.

“Iya (karyawan diminta proaktif), kalau memang gejalanya agak mencurigakan. Bahkan kita memiliki dokter klinik kita di pabrik, jadi mereka konsultasi by phone juga, atau datang langsung,” tukasnya.

Diakuinya, perusahaan sulit untuk tetap mengontrol karyawan terhadap kepatuhan mereka menjalankan protokol kesehatan di luar area pabrik. Kesadaran setiap individu untuk menerapkan protokol kesehatan dinilai sangat penting. (pay/sur)