RADARBEKASI.ID, BEKASI – Lebih dari setengah tahun Kota Bekasi bergulat dengan penanganan Covid-19. Angka warga terkonfirmasi positif naik turun. Saat ini peningkatan kembali terjadi.

Penerapan protokol kesehatan di masyarakat kembali diperketat. Utamanya warga diminta mengenakan masker jika keluar rumah. Untuk memberikan efek jera, sanksi diberikan bagi masyarakat hingga pelaku usaha yang masih abai protokol kesehatan.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, sanksi merupakan opsi terakhir, namun ia berharap kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan bisa ditingkatkan ditengah belum meredanya wabah Covid-19.

“Kan kalau yang masker, sanksi itu adalah keputusan terakhir, saat ini kita mengajak warga masyarakat menggunakan masker di batas-batas toleran,” kata Pepen sapaan akrabnya, usai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (17/9).

Lanjut Wali Kota yang akrab disapa Bang Pepen, memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar tentunya untuk memberikan efek jera. Namun dijelaskannya meningkatkan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan menjadi hal utama.

“Kita juga khawatir ko, apalagi masyarakat. Jika sama-sama khawatir kita adaptasi kita ajak. Covid-19 nya kita kendalikan, ekonomi kita bangun, itu keinginan kita,” tukasnya.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman J Putro mengatakan bahwa Sanksi adalah keputusan terakhir yang harus di ambil oleh petugas pemerintah di lapangan saat menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) di Kota Bekasi.

“Kami dari DPRD mengevaluasi sejauh mana dukungan Pemkot dalam pengadaan masker gratis. Karena sudah berapa lama berjalan kita butuh itu lagi,” katanya.

Dirinya juga menyampaikan, peran RW Siaga harus di perkuat, karena ujung tombaknya adalah RW.

“Sesungguhnya sanksi itu pilihan baik dan terakhir. Peran RW pun harus dilibatkan,” ungkapnya. (pay)