Berita Bekasi Nomor Satu

Kabupaten Bekasi Belum Aman

ZONA MERAH : Sejumlah Sales Promotion Girl (SPG) berada di salah satu pusat perbelanjaan di Cikarang
Utara Kabupaten Bekasi, Selasa (20/10). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Kabupaten
Bekasi dan Kota Cirebon masih menjadi zona merah penyebaran virus Covid-19. ARIESANT/RADAR
BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penyebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi belum ada tanda-tanda penurunan, bahkan masih berisiko tinggi. Di Jawa Barat (Jabar), kabupaten dengan 23 kecamatan tersebut masih berstatus zona merah selain Kota Cirebon. Sementara wilayah lainnya di Jabar saat ini sudah berstatus orange atau dengan tingkat risiko sedang.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, zona merah penyebaran Covid-19 di Jabar tinggal dua daerah yakni Kota Cirebon dan Kabupaten Bekasi. Penekanan untuk mengurangi zona merah terus dilakukan. Metode pencegahan dilakukan untuk mengadakan status zona merah di Jabar.

“Dengan metode yang kita lakukan, mudah-mudahan bisa nol (zona merah). Bodebek sudah konsisten, hanya satu zona merah,” kata Emil, usia melakukan rapat koordinasi di Markas Kodam III Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung.

Emil mengatakan status zona merah berpengaruh pada sisi ekonomi. Salah satunya tingkat hunian atau okupansi hotel. Menurutnya, saat ini memang kondisi okupansi hotel masih anjlok. Kang Emil mengatakan penekanan untuk mengurangi zona merah terus dilakukan. Metode pencegahan dilakukan untuk mengadakan status zona merah di Jabar. “Dengan metode yang kita lakukan, mudah-mudahan bisa nol (zona merah). Bodebek sudah konsisten, hanya satu zona merah,” kata Emil.

Sementara itu angka kematian akibat Covid-19 di Jabar juga mengalami penurunan. Sedangkan tingkat kesembuhan naik. “Tingkat kematian menurun. Ada di 1,85 persen dan tingkat kesembuhan menaik di angka 67 persen. itu dua indikator yang mengindikasikan apa yang kita upayakan membuahkan keterkendalian yang membaik. Termasuk angka reproduksi Covid-19 1,04. Masuk rata rata satu,” tuturnya.

Wakil Ketua I Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Kombes Pol Hendra Gunawan mengatakan, klaster industri menjadi penyebab penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bekasi terus mengalami peningkatan.

Kata Hendra, klaster industri menyumbangkan 2/3 kasus positif dari jumlah keseluruhan di Kabupaten Bekasi. Dimana dari jumlah keseluruhan 3.804 kasus positif, sebanyak 2.700 dari sektor industri. “Kawasan industri menyumbangkan kasus positif terbanyak di Kabupaten Bekasi,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (20/10).

Dia meminta, setiap perusahaan lebih memperketat lagi protokol kesehatan Covid-19 dengan menerapkan 3M, yakni menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker. Selain itu, pria yang juga sebagai Kapolres Metro Bekasi ini menegaskan, setiap perusahaan diminta menerapkan teknologi filprasi ruangan, baik menggunakan filter maupun herhening unit. Dengan tujuan, agar Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak menularkan virusnya ke orang lain.

Sementara itu, sampai saat ini tujuh wilayah di Kabupaten Bekasi masuk ke dalam zona merah dalam penyebaran covid-19, diantaranya, Tambun Selatan, Cibitung, Babelan, Cikarang Barat, Cikarang Selatan, Cikarang Pusat, dan Cikarang Timur. “Masih ada tujuh wilayah yang masuk ke dalam zona merah sampai saat ini,” ungkapnya.

Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah menuturkan, beberapa upaya sudah dilakukan oleh Satgas Kabupaten Bekasi, untuk memutus mata rantai Covid-19 di kawasan industri. Pertama, mengenai penerapan protokol kesehatan yang lebih diperketat di setiap perusahaan.

Lalu yang kedua dirinya menuturkan, sesuai arahan Gubernur, bahwa setiap karyawan harus mempunyai buku harian, yang disebut dengan personal contact rivet. Melaporkan kegiatan setiap buruh selama 24 jam. Walaupun memang, sampai saat ini belum berjalan 100 persen.

“Buku harian ini saya pantau dibanyak perusahaan sudah melaksanakan, walaupun belum semuanya. Tapi ini akan terus kita lakukan pembinaan, agar mereka melaksanakan himbauan ini,” ujarnya.

Lanjutnya, untuk yang terkahir, Satgas akan terus melakukan screning pemeriksaan swab test secara masif di perusahaan-perusahaan. Kata Alamsyah, ini sudah berjalan diseluruh perusahaan yang ada di sebelas kawasan. “Ini sudah berjalan, rata-rata perusahaan sudah melaksanakan pemeriksaan di atas 10 persen kepada karyawan,” tutupnya.

Sementara itu, jumlah kasus kumulatif Kota Bekasi berada diangka 5.515 kasus. Didalamnya, 161 kasus aktif dalam perawatan rumah sakit (RS), 307 kasus aktif isolasi mandiri di berbagai tempat. Sementara ratio kesembuhan pasien saat ini diklaim berada diangka 89 persen, dengan ratio kematian 2,43 persen.

“Kan nggak bisa hari per hari, minimal seminggu baru kelihatan sampai seberapa R0 (angka reproduksi kasus). Toh kan naik kasus (kumulatif) itu diketemukan bukan hanya yang dapat positif (baru) saja, yang di swab ulang (setelah isolasi mandiri) kan disitu juga, karena perhitungan kitnya kan harus ada,” terang Ketua Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Jika sebelumnya penyebaran didominasi oleh klaster keluarga, saat ini disebutkan penyebaran kasus terjadi pada klaster transmisi, kontak antara satu orang dengan orang yang lain. Hal ini ditengarai oleh beberapa faktor, diantaranya kedisiplinan warga terhadap protokol kesehatan.

Temuan kasus terkonfirmasi baru sampai dengan saat ini disebut akan terus ditemukan selama masih dilakukan tracing dan pelacakan kasus baru di tengah masyarakat. Hingga saat ini temuan kasus baru yang dinilai tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri diminta untuk menjalani masa isolasi mandiri di dua temoat yang sudah disediakan, sehingga tidak menyulitkan kontrol tenaga medis dan mencegah penyebaran yang bisa saja terjadi.

“Kalau seandainya loh kok tinggi terus, orang kita ngelacak terus nggak didiemin. Kita nyari terus, tracing, disamping tracing alat (PCR) kita kan udah dimana-mana sekarang,” tambahnya.

Wilayah kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi, sebanyak 841 kasus kumulatif sejak awal pandemi berada di Kecamatan Bekasi Utara. Diikuti dengan wilayab Kelurahan yang masih dalam bagian Kecamatan Bekasi Utara, yakni kelurahan Kaliabang Tengah dengan 213 kasus. Disusul oleh Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan dengan 209 kasus.

“Kasus aktiv bersitaf dinamis, berkurang dan bertambah setiap harinya,” jelas Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezy Syukrawati. (pra/sur/det)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin