BEKASI SELATAN, RADARBEKASI.ID – Kesadaran masyarakat untuk menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun) sudah baik. Sayangnya, kepatuhan menerapkan protokol kesehatan di kalangan orang dewasa dan orangtua belum diimbangi dengan menerapkan 3M kepada anak-anak.
Sosialisasi penerapan 3M kepada anak-anak saat ini dirasa cukup minim. Selama ini penerapan protokol kesehatan itu seringkali dianggap hanya untuk kalangan orang dewasa dan orangtua saja.
’’Masih sering kita lihat di jalan-jalan. Orangtua membawa anak-anak mereka. Orangtuanya sudah patuh memakai masker, tapi anaknya dibiarkan tanpa masker,’’ ungkap Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan pada Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi, Mien Aminah kepada Radarbekasi.id, Rabu (21/10).
Karena itu, sambung Mien, sejak DP3A Kota Bekasi masuk dalam struktur Gugus Tugas Covid-19 Kota Bekasi, pihaknya mengambil peran untuk melakukan sosialisasi penerapan 3M kepada perempuan dan anak-anak.
’’Tugas kami sama saja dengan dinas lain, yakni melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi ke warga masyarakat soal kepatuhan prokes 3M. Tapi fokus kami lebih kepada para orangtua supaya bisa menerapkan prokes 3M bagi anak-anak mereka,’’ imbuhnya.
Mien mengakui, kalau anak-anak itu agak sulit disuruh untuk memakai masker. Terlebih, ketika orangtuanya pergi sang anak tak akan bisa ditinggalin di rumah, akhirnya diajak keluar tapi tanpa memakai masker.
Dengan kondisi ini, Mien menilai, jika pihaknya perlu memberikan pemahaman kepada para orang tua, supaya dapat menerapkan protokol kesehatan kepada anak-anak di saat mereka diajak keluar rumah.
“Selama kegiatan kita ini, tentunya disiapkan masker dan senitizer untuk dibagikan. Kita akan tetap berikan kepada masyarakat karena program secara umum sosialisasi dan edukasi ini ke seluruh masyarakat,” ujarnya. (mhf)