Berita Bekasi Nomor Satu

Penerimaan Vaksin Tahap Pertama

DIVAKSIN: Direktur RSUD Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, ketika menjalani vaksinasi di Gate 19 Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, Jumat (15/1). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
DIVAKSIN: Direktur RSUD Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, ketika menjalani vaksinasi di Gate 19 Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, Jumat (15/1). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tahapan pertama vaksinasi Covid-19 kepada tenaga kesehatan (Nakes) di Kota Bekasi mulai dilakukan sejak 14 Januari 2021. Hingga saat ini jumlah vaksin Sinovac yang diterima baru memenuhi kuota 7.030 Nakes.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menjelaskan, vaksin tahap pertama yang telah dikirim oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Kota Bekasi mencapai 14.060 vaksin. Jumlah itu untuk 7.030 Nakes, karena per masing-masing sasaran mendapat dua kali vaksinasi.

“Sehingga vaksinasi yang baru dipenuhi untuk Kota Bekasi berjumlah 7.030 Nakes. Dan tahap pertama seluruh Nakes, swasta maupun pemerintah,” ucapnya.

Dijelaskannya vaksinasi hari pertama sebanyak 201 Nakes sudah di vaksin di 33 layanan. Pada 15 Januari sebanyak 319 Nakes dengan 38 titik layanan, selanjutnya, di tanggal 16 Januari jumlahnya ada 174 Nakes di 35 titik layanan.

“Jadi sudah dimulai per tanggal 14 Januari 2021. Karena kami sudah di drop melalui sistem yang sudah ada dari pusat. Meskipun kami pencanangan di tanggal 15 Januari 2021,” tambah Tanti ketika ditemui di Gedung Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jalan Pangeran Jayakarta, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi, Senin (18/1).

Lanjut Tanti, Nakes yang ada di Kota Bekasi mencapai 20.000 orang. Akan tetapi baru mendapatkan kuota vaksinasi sebanyak 7.030 Nakes. Sementara untuk sejumlah pejabat dijelaskannya baru untuk pencanangan.

“Jadi pejabat baru untuk pencanangan saja. Selebihnya mengikuti pedoman yang sudah di rencanakan oleh pemerintah pusat. Ada tahap pertama, kedua, ketiga dan tahap keempat,” jelasnya.

Dijelaskannya, untuk masyarakat masuk tahap ketiga, sehingga masyarakat masih menunggu. Tanti menambahkan, apabila ada Nakes yang masih belum siap di vaksinasi itu kembali lagi pada pengisian registrasi.

Karena ada registrasi ulang semua Nakes yang ada di daftar isi sistem tersebut. Nantinya ditindaklanjuti dengan pertanyaan-pertanyaan. Kemudian dilanjut dengan ketersediaan, kesiapan divaksinasi, kemudian dilanjut pada tempat vaksinasi mau dimana. Nakes bisa memilih tempat di antara 120 titik lokasi vaksinasi.

“Tempat vaksinasi kita siapkan di 120 titik, klinik, puskesmas, RSUD dan lainnya. Saya juga himbau kepada Nakes jangan takut. Karena notabenenya mereka tenaga kesehatan yang sudah mengenal vaksinasi. Hanya saja sasaran penyakitnya saja yang berbeda. Apabila ada Nakes yang merasa ragu atau tidak bersedia bisa membaca referensi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan,” ungkapnya.

Pemenuhan logistik guna mendukung proses vaksinasi ini juga dilakukan. Pemerintah Kota Bekasi juga sudah menyiapkan dana untuk pemenuhan logistik pendukung yang dibutuhkan.

“Pada intinya, kita (Dinkes-red) serta pemerintah sudah menyiapkan keperluan logistik untuk vaksinasi dan penanganan Covid-19,” ujarnya.

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Sardi Effendi mengatakan, sudah melakukan rapat dengan Dinkes terkait pendistribusian vaksin yang diterima dari Jawa Barat.

Menurutnya, vaksinasi ini adalah kebijakan kesehatan. Jadi masyarakat atau Nakes itu melalui satu data, berdasarkan data by name by adress. Namun, untuk vaksinasi mereka akan diperiksa terlebih dahulu kesehatannya.

Dikarenakan, vaksinasi dilakukan kepada usia 18 sampai 59 tahun”Apabila mereka memilik kriteria, kemudian layak divaksinasi, maka dia baru akan divaksin seperti itu. Bukan serta merta namanya ada langsung divaksin akan tetapi di cek dulu kesehatannya,” ujarnya.

Untuk pantauan di lapangan, kata dia, saat ini masih tahap distribusi vaksin ke RS Swasta, Puskesmas, klinik dan RSUD. Sejauh ini lanjut Sardi belum ada proses evaluasi karena proses pendistribusian masih dilakukan.

“Kendala belum bisa kita evaluasi karena sedang proses pendistribusian. Dan belum berjalan secara masif ya, makanya kemarin Dinkes meminta kita sama-sama untuk mengawasi vaksinasi ini dengan baik supaya tujuan vaksin untuk upaya mengurangi penularan,” terangnya.

Dirinya juga menghimbau, bahwa proses vaksinasi Covid-19 ini harus dilakukan. Dinkes bersama Puskesmas dah lainnya, harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang tujuan dan pentingnya vaksin. Kemudian, siapa saja yang layak di vaksin, supaya vaksinasi ini menjadi kebijakan dan program kebutuhan di masa Covid-19.

“Jadi Dinkes pun harus gencar mensosialisasikan vaksinasi ini secara masif agar semua tahu tujuan dari vaksin,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Puskesmas Kranji, Nita Purnomo mengatakan, untuk tanggal 18 Januari 2021 pihaknya melaksanakan vaksinasi untuk 1 orang Nakes, tanggal 19 Januari 2021 menjadwalkan 2 orang dan tanggal 20 Januari ada 4 orang.

“Hari ini (kemarin) Nakes yang divaksin tidak hadir sehingga penyuntikan vaksin tidak kita lakukan. Karena mau atau tidak, takut atau berani itu hak nya mau datang atau nggak. Yang pasti kita sudah siapkan,” katanya.

Menurutnya, dirinya juga sedang melakukan daftar ulang untuk mendapatkan vaksin. Akan tetapi hingga saat ini dirinya belum bisa melakukan daftar ulang di aplikasi yang sudah disiapakn oleh Pemerintah Pusat.

“Saya siap divaksin. Karena saya malah belum bisa daftar ulang. Padahal sudah terdaftar. Saya coba daftar ulang lagi, karena vaksin bukan untuk ditakuti, karena sudah jelas tujuannya,” tukasnya.

Sementara, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi Eko S.Nugroho, membenarkan bahwa vaksinasi Nakes sudah mulai dilakukan termasuk di RS Swasta. Namun pihaknya belum mengetahu berapa angka pasti yang sudah di distribusikan.

“Untuk jumlah saya nggak punya data nakes pasti, yang punya data nakes pasti itu ada di Dinas Kesehatan,” kata Eko.

Waktu itu lanjut dia, pihaknya diminta mengisi data base nakes dari masing-masing RS. Nakes yang ada di RS Swasta pun sudah memberikan ke Dinas Kesehatan.

”Selian itu, vaksinasi memang ada tahapan, tahap satu ini masih berlangsung sampai akhir Februari, jadi memang tidak langsung di pekan awal langsung 100 persen tercapai targetnya. Dan saya nggak tahu pasti jumlah nakes di RS swasta yang bakal jadi penerima vaksin, itu lewat sistem di Kemenkes, laporannya ke Dinkes,” tukasnya. (pay)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin