Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Pedagang Daging Mogok Jualan

Illustrasi : Pedagang menimbang potongan daging sapi di Pasar Baru Bekasi, beberapa waktu lalu. Pedagang daging wilayah Jadetabek akan mogok dagang selama 3 hari kedepan karena harga sapi sangat tinggi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
MOGOK DAGANG : Pedagang menimbang potongan daging sapi di Pasar Baru Bekasi, beberapa waktu lalu. Pedagang daging wilayah Jadetabek akan mogok dagang selama 3 hari kedepan karena harga sapi sangat tinggi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pedagang daging sapi di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) bakal mogok nerjualan mulai hari ini, selama tiga hari ke depan. Aksi tersebut merupakan protes kepada pemerintah karena tingginya harga daging sapi di pasar sejak awal tahun.

Hal ini berdasarkan surat edaran Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) bernomor 08/A/DPD-APDI/I/2021 yang memuat rencana mogok jualan.Sebanyak 12 ribu pedagang sapi di Jadetabek mengaku sudah tidak mampu lagi untuk menjual daging sapi. Selain harganya yang melambung tinggi. Kondisi diperparah saat terjadi di tengah situasi ekonomi dan daya beli masyarakat turun.

“Betul, kita akan mulai nanti malam jam 00:00 WIB tidak akan berjualan, atau libur sementara selama tiga hari,” kata Sekertaris APDI Jakarta, Tb Mufti Bangkit Sanjaya kepada Radar Bekasi, Selasa (19/1).

Tingginya harga sapi hidup yang berimbas pada tingginya harga daging sapi untuk diperoleh para pedagang ini dilatarbelakangi langkanya pasokan sapi impor dari Australia. Harga eceran tertinggi (HET) daging sapi yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini Rp120 ribu per KG, sementara harga jual daging sapi yang belum dipisah antara sapi dan kulitnya saat ini Rp94 sampai Rp 95 ribu per kg.

Situasi ini membuat pedagang mengaku kesulitan untuk menjual daging sapi kepada konsumen di pasar. Kalaupun diizinkan untuk menjual daging sapi lebih tinggi dari HET, pihaknya pesimis masyarakat mampu membeli.”Maka kami merugi, akhirnya kamu gulung tikar, sudah 40 persen ya pedagang daging gulung tikar se Jabodetabek,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa pedagang daging ini merupakan kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang saat ini menjadi kekuatan ekonomi pada masa pandemi, bukan perusahaan atau pengusaha dalam skala besar. Saat ini APDI menuntut pemerintah dalam waktu satu atau dua minggu kedepan untuk memberikan solusi kongkrit kepada pedagang daging di Jabodetabek.

Opsi penyelesaian permasalahan yang diberikan oleh APDI, yakni presiden perlu mengirimkan nota diplomatik bargening kepada pemerintah Australia, agar menjual sapinya lebih banyak ke Indonesia. Pihaknya meminta untuk tidak menggunakan asas perdagangan bebas, imbasnya negara lain dengan penawaran harga lebih tinggi diberikan kuota lebih.

Sementara itu, Indonesia disebutkan sebagai pengimpor sapi hidup terbesar dari Australia selama kurang lebih 35 tahun, dibandingkan dengan beberapa negara lain. Jika ini tidak berhasil dilakukan oleh pemerintah, kalah diplomasi, maka ia menilai politik luar negeri Indonesia lemah.

Imbas dari sikap pada pedagang daging ini, dipastikan berdampak pada banyak aspek ekonomi, terutama pada UMKM yang bergantung pada komoditas daging dalam operasional usahanya. Jika aktivitas pedagang sapi tetap dilanjutkan, dua bulan yang akan datang diprediksi harga jual daging sapi yang belum dipisah dengan tulangnya bisa mencapai Rp105 ribu.”Populasi kita hanya 17 juta, pangsa pasarnya hanya untuk idul adha, tidak cukup untuk sapi potong, makanya kita impor,” tukasnya.

Sebelumnya, Ketua APDI, Asnawi belum memberikan penjelasan lebih lanjut tentang rencana ini hingga pukul 21:30 WIB kemarin. Ia mengatakan bahwa pihaknya masih merapatkan rencana ini.”Maaf baru mau rapat,” singkatnya kepada Radar Bekasi.

Diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar rapat koordinasi, dalam rapat kemarin ikut mengundang perwakilan APDI. Sedangkan, Ketua DPC APDI Bekasi, Lukmana juga belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana ini.”Langsung saja tanya sama ketua (DPP APDI),” singkatnya.

Sementara itu, sejumlah pedagang daging sapi di Bekasi mengaku kesulitan untuk memasarkan daging yang harganya terus naik.”Kita bingung, mau dinaikin kasian dengan pelanggan. Kalau tidak dinaikin harganya, kita gak dapat untung,”kata Bagus (45), salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Baru Bekasi.(Sur)


Respon (2)

  1. I really like your blog.. very nice colors & theme.
    Did you design this website yourself or did you hire someone to do it for you?
    Plz reply as I’m looking to construct my own blog and would like to know where u got this from.

    thanks

Komentar ditutup.

Solverwp- WordPress Theme and Plugin