Berita Bekasi Nomor Satu

42 SMA Diajukan Ikut Sekolah Penggerak

SMAN 10
ILUSTRASI: Tim siswa SMAN 10 Kota Bekasi saat mempresentasikan hasil penelitiannya secara daring pada ajang ISIF 2020. Istimewa
SMAN 10
ILUSTRASI: Tim siswa SMAN 10 Kota Bekasi saat mempresentasikan hasil penelitiannya secara daring pada ajang ISIF 2020. Istimewa

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sebanyak 42 SMA negeri dan swasta di Kota Bekasi diajukan mengikuti program Sekolah Penggerak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Demikian disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) KCD Pendidikan Wilayah III Herry Pansila. Ia menjelaskan, satuan pendidikan yang diusulkan mengikuti program itu tidak melalui seleksi. Melainkan sekolah yang mengajukan ke KCD berdasarkan kesiapannya.

“Kalo dibilang indikatornya apa, ya tidak ada. Karena yang mengajukan siap adalah sekolahnya langsung. Dan sampai batas waktu pengajuan kemarin, hanya 42 sekolah yang siap untuk mengikuti program Sekolah Penggerak ini,” tutur Herry kepada Radar Bekasi, Rabu (17/2).

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, program Sekolah Penggerak dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama program hanya untuk tingkat SMA di beberapa wilayah.

“Sementara ini baru 111 kota dan kabupeten se-Indonesia. Di Wilayah III baru Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor. Menurut saya program penggerak ini jalan dahulu selama 1 tahun untuk tingkat SMA, baru dibuka untuk tingkat SMK,” jelas Herry.

Menurutnya, program SMA dan SMK cukup berbeda. Pada SMA diarahkan kepada bakat dan minat, sedangkan SMK lebih diarahkan praktik dan keterampilan.
“SMA dan SMK memiliki program yang berbeda, sehingga kementerian juga memiliki targetnya sendiri dalam Sekolah Penggerak ini,” katanya.

Dikatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi program Sekolah Penggerak kepada kepala satuan pendidikan yang diajukan. Sosialisasi yang dilakukan belum lama ini melibatkan kepala daerah.
“Kita hari Senin kemarin sudah melakukan sosialisasi kepada sekolah yang diajukan dalam sekolah penggerak. Salah satu narasumbernya adalah Wali Kota Bekasi,” katanya.

Nantinya, satuan pendidikan akan mengikuti seleksi. Setelah lolos akan mengikuti program selama tiga tahun. Dengan program tersebut, guru bisa menyesuaikan bakat dan j minat siswa sejak kelas X.

“SMA kan diarahakan untuk melanjutkan kuliah. Melalui Sekolah Penggerak ini, sekolah bisa memetakan. Misalnya siswa tersebut mampu di bidang biologi, nah nanti setelah lulus siswa bisa kuliah ke jurusan kedokteran,” pungkasnya.

Kepala SMA Tulus Bhakti Kota Bekasi Margo Cahyono mengaku belum mengajukan mengikuti program Sekolah Penggerak. Sebabnya, sekolah yang dipimpinnya akan fokus terlebih dahulu pada kegiatan lain.

“Sekolah kami tidak mengajukan karena dalam waktu dekat ini akan melaksanakan akreditasi. Jadi kami akan fokus pada kegiatan tersebut,” ucapnya. (dew)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin