Berita Bekasi Nomor Satu

Wali Kota Bantah Penambahan Kasus Tertinggi di Jabar

BERESIN RUANGAN: Petugas medis sedang membereskan ruangan darurat Covid-19, di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
BERESIN RUANGAN: Petugas medis sedang membereskan ruangan darurat Covid-19, di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, membantah membantah jumlah positif Covid-19 yang diunggah di laman media sosial Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), di mana Kota Bekasi, berada diurutan tertinggi.

Data sepekan terakhir yang dianggap keliru tersebut, langsung diklarifikasi Pemkot Bekasi, melalui laporan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Dalam info grafis yang diunggah awal pekan lalu, Kota Bekasi menempati posisi teratas dengan jumlah penambahan kasus Covid-19, selama sepekan mencapai 757 kasus, disusul oleh Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan kota kabupaten lain di Jawa Barat.

Klarifikasi disampaikan oleh Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Transformasi Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Menyusul perbedaan data antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kota Bekasi tersebut, disampaikan bahwa pemerintah Kota Bekasi memiliki keterbatasan dalam mengakses data. Sejauh ini Pemkot Bekasi selalu memperoleh data dari Pemerintah Provinsi, namun tidak real time.

“Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Pemkot Bekasi, terhadap penambahan kasus positif terbanyak seminggu terakhir, periode 24 sampai 30 Mei 2021, hanya 519 orang, sementara di data Pikobar, terdapat 757 orang,” sesal pria yang akrab disapa Bang Pepen ini.

Ia menjelaskan, data yang disampaikan Pikobar, berbeda dengan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Pemkot Bekasi. Hasil video conference bersama degan Gubernur Jawa Barat pada awal pekan lalu, disampaikan, Kota Bekasi berada pada urutan ke 13 dari seluruh kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat.

“Terkait kekeliruan data tersebut, kami (Pemkot Bekasi) akan segera melakukan verifikasi,” tegas Pepen.

Pihaknya membantah data Pikobar yang menyebutkan, Kota Bekasi berada pada posisi ke 23 dengan total pasien aktif dalam perawatan dan isolasi mandiri, sebanyak 757 kasus. Sementara, total kasus terkonfirmasi sejak awal pandemi, Kota Bekasi berada pada posisi kedua setelah Kota Depok dengan jumlah kasus 44.180.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam konferensi pers awal pekan lalu menyampaikan, terjadi kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur Rumah Sakit (RS) delapan persen. Kenaikan kasus yang terjadi sepekan itu, disampaikan imbas dari libur dan mudik lebaran.

Dalam pernyataannya, ia mengingatkan kepada daerah dengan jumlah kasus selalu tinggi, yakni Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Garut. Sedangkan daerah dengan jumlah testing terendah, yakni Kabupaten Pangandaran, Kota Tasik, dan Kabupaten Sumedang, dengan total testing per pekan dibawah 100. (sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin