Berita Bekasi Nomor Satu

Menerapkan Nilai-nilai Pancasila dalam Keseharian

Wahyuni, Ketua MGMP PPKn SMA Kabupaten Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI -Peningkatan kompetensi guru bukan hanya menjadi keinginan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMA Kabupaten Bekasi di bawah kepemimpinan Wahyuni (44). Lebih dari itu, para guru dan siswa diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

MGMP PPKn SMA Kabupaten Bekasi memiliki visi dan misi “Fokus pada Solidaritas dan Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru”.

Berbagai peningkatan kompetensi dan wujud dari sosial kepada sesama anggota dan lingkungan luas, selalu diupayakan untuk tetap selaras dan dijalankan oleh MGMP PPKn. Organisasi ini memiliki 100 anggota aktif yang terdaftar di Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB).

“Adanya MGMP PPKn bukan hanya penyampaian materi saja, tetapi kita ingin memberikan bentuk nyata dari mata pelajaran yang kita ampuh salah satunya ialah Pancasila,” ungkap Ketua MGMP PPKn SMA Kabupaten Bekasi Wahyuni kepada Radar Bekasi, Kamis (22/7).

Oleh karena itu, ujar Wahyuni, organisasinya tidak hanya melakukan peningkatan kompetensi para tenaga pendidik. Tetapi juga para guru dan siswa diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

 “Makanya bukan hanya peningkatan kompetensi guru saja yang kita inginkan dari sini, tetapi bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilainya dalam bentuk keseharian baik untuk guru maupun siswanya,” ujar perempuan yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua MGMP PPKn SMK tersebut.

Terus bekerja sama dan intens melakukan komunikasi antar MGMP yang pernah diterapkan di organisasi sebelumnya, Wahyuni juga terapkan di MGMP PPKn SMA. Baginya, hal ini sangat penting demi keberlangsungan program yang dijalankan.

Organisasinya baru saja melakukan mensosialisasikan kurikulum darurat yang digunakan para guru untuk pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Sosialisasi perangkat belajar juga akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Tentu di tengah pandemi ini kesulitan dialami oleh guru untuk proses penyampaian materi, makanya kita sudah melakukan sosialisasi terkait kurikulum khusus darurat yang Kompetensi Dasar (KD) nya dikurangi,” katanya.

Ia menjelaskan, saat ini guru menggunakan 4 KD yang sebelumnya KD rata-rata normal kelas berbeda-beda. Seperti KD kelas 10 sebanyak 7, kini menjadi 4, KD kelas 11 yang semula 6 menjadi 4, sementara untuk kelas 12 hanya 4 KD.

Menurutnya dengan menggunakan KD kurikulum darurat, guru dapat lebih mudah untuk melakukan proses pembelajaran kepada siswanya.

“Materi yang disampaikan itu materi esensial yang penting, jadi memang yang difokuskan pada materi penting. Ini cukup mempermudah guru PPKn untuk menyampaikan materi, karena di masa pandemi proses pembelajaran secara online sangat berbeda ketika proses pembelajaran secara normal,” tuturnya.

Selain itu, di dalamnya selain penguasaan materi secara luas dan penekanan kepada siswa untuk melakukan aksi nyata dalam nilai-nilai Pancasila.  Salah satunya ialah kepedulian antar sesama teman dan lingkungan sekitar serta peningkatan keagamaan seperti salat dan amal perbuatan siswa.

Penekanan ini bukan hanya untuk siswa, tetapi juga guru. Beberapa kali guru telah melakukan aksi sosial seperti menyalurkan sumbangan untuk korban banjir dan kepedulian antar sesama anggota yang terdampak Covid-19.

“Makanya kebiasaan ini harus dimulai dari gurunya dulu baru kita terapkan kepada siswa,” pungkasnya.

Rasakan Banyak Pengalaman dan Wawasan
Wahyuni sudah menjalani profesi sebagai guru selama lebih dari 20 tahun. Ia merasakan banyak pengalaman dan wawasan dalam hidupnya.

Menjadi guru merupakan cita-cita Wahyuni. Sejak masih sekolah, perempuan berhijab ini sangat mengidolakan guru. “Kalo orang mengidolakan artis, saya justru mengidolakan guru saya sendiri, karena penyampaian materi yang beliau-beliau berikan membuat saya terpanah,” ungkapnya.

Bahkan pada saat itu, setiap di kelas Wahyuni berperan seperti guru. Sebelum ulangan, dirinya kerap menyampaikan pertanyaan kepada temannya untuk melatih daya ingat dan konsentrasi.

Pada 2001, Wahyuni mulai menjadi guru di SMKN 1 Cikarang. Satu tahun kemudian, dirinya berhasil diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Hingga saat ini dirinya mengajar di SMAN 6 Tambun Selatan. Baginya, ketika menjadi guru sungguhan dirinya mendapatkan pengalaman dan wawasan.

“Saya sangat merasakan bahwa banyak sekali pengalaman dan wawasan yang bisa saya dapat,” ujarnya. Ia tak ingin ambil pusing dengan gaji guru yang kecil. (dew)

BIODATA
Wahyuni
Lahir: Sukoharjo, 7 Agustus 1977
Pendidikan:
• SDN Jetis 1 Sukoharjo (1990)
• SMPN 1 Sukoharjo (1993)
• SMAN 1 Sukoharjo (1996)
• S1 PPKN Universitas Negeri Semarang (2000)
• S2 Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (2011)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin