RADARBEKASI.ID, BEKASI – Mahasiswa Universitas Satya Negara Indonesia Bekasi bernama lengkap Harry Setyanto memiliki usaha “diecast”. Diecast merupakan mainan cetak diproduksi melalui pelelehan logam sesuai dengan kebutuhan bentuk dan ukuran.
Meski terbilang cukup baru dalam menekuni usaha sejak akhir 2019 silam, akan tetapi sampai saat ini perubahan nyata mulai tampak terbukti dari kemandirian hidupnya. Berawal dari rasa penasarannya saat bermain ke rumah teman bernama Hirja, dan melihat begitu banyak mainan mini terpampang rapi di laci.
Mulai saat itulah Harry-begitu ia disapa- tertarik dengan perkenalan mainan cetak. Dimulai menanyakan seputar penjualan dan target pasar kepada temannya tersebut, kemudian diarahkan agar mengenal jenis-jenis serta kecenderungan yang menurutnya sangat ia sukai apakah itu mobil, superhero, atau tokoh kartun lainnya.
Lelaki berusia 22 tahun ini mengaku, saat memulai usaha dengan modal Rp900 ribu dan mampu membeli sebanyak 5 mobil diecast. Menyadari barang yang ia miliki mempunyai nilai investasi, 6 bulan kemudian barulah ia jual dengan total harga Rp1,7 juta.“Iya itulah awal keuntungannya sih, setelah itu saya semakin fokus dengan usaha diecast. Kan lumayan bisa nambah-nambah uang jajan dan kebutuhan kuliah,” ujar Harry.
Keberhasilan menekuni usahanya sudah mampu menambal segala macam bentuk administrasi di kampus mulai dari bayar SKS, bulanan, hingga urusan sehari-hari masih bisa ditangani sendiri tanpa membebani orang tua. Terbukti nyata bahwa melalui usahanya saat ini ia sebentar lagi akan lulus dan menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi berkat buah kerja keras seputar diecast.
Harry berpesan bahwa setiap peluang selalu ada dan hasil akan menunggu jika siapapun serius menggelutinya. Sebagai mahasiswa ia memang selalu berharap memiliki bisnis dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang banyak setidak-tidaknya pada dirinya sendiri
“Ya alhamdulillah berkat pertolongan allah, usaha diecast saya mampu memenuhi biaya kegiatan di kampus. Siapa saja yang berminat dalam dunia diecast, kita bisa sama-sama membentuk pasar baru dan berkolektif antar komunitas,” pungkas Harry. (mg2)
