Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Anggarkan Rp 88 Miliar untuk Atasi Banjir

UNDERPASS CIBITUNG: Sejumlah kendaraan melintasi Underpass Cibitung, yang sudah dibuka untuk dua arah, di Jalan Raya Bosih, Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, disarankan untuk membuat gambar dan masterplan saluran air (drainase), sebagai dasar pelaksanaan pembangunan aliaran air.

Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bekasi, Aria Dwi Nugraha kepada Radar Bekasi mengatakan, masalah banjir selalu terjadi setiap tahun di Kabupaten Bekasi.

”Hampir setiap tahun banjir melanda Kabupaten Bekasi. Namun tidak pernah bisa diatasi, dan selalu terjadi berulang-ulang,” beber Aria.

Menurut dia, sifat air itu selalu mencari tempat yang lebih rendah. Kemudian, aliarannya terdiri dari saluran kecil, sedang hingga besar.

”Nah, pada kenyataannya, saluran air di Kabupaten Bekasi selalu meluap hingga ke jalan dan permukiman warga, karena saluran airnya tidak berfungsi (mampet), ditambah sungai atau kali besar maupun kecil, kurang menampung air ketika musim hujan,” ujar Aria.

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi ini menilai, dengan adanya perencanaan gambar atau masterplan, menjadi sebuah kebijakan yang harus dilakukan Pemkab Bekasi.

”Dengan adanya perencanaan dan kebijakan ini, target program kerja untuk berapa tahun Pemkab Bekasi bisa mengatasi banjir, sesuai dengan kemampuan keuangan daerah,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi, Dedi Supriadi menjelaskan, dengan kemampuan keuangan, Pemkab Bekasi akan melibatkan pihak swasta dalam mengatasi banjir.

Salah satunya, di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Cikarang Barat, yang merupakan jalan nasional tersebut, selalu tergenang air, dan menyebabkan pengendara terganggu.

”Fokus mengatasi banjir, merupakan program prioritas Pemkab Bekasi tahun ini. Jadi, kami berharap, salah satu perushaan swasta, yakni PT Gunung Garuda, ikut berpatisipasi, dan tahun 2022, masalah genangan air yang berada di Jalan Imam Bonjol, bisa diselesaikan,” ucap Dedi.

Kata Dedi, pada tahun 2022, pihaknya telah menganggarkan Rp 88.010.000.000,- untuk mengatasi masalah banjir, termasuk pembebasan tanah Rp 75 miliar.

“Jadi untuk Kali Bekasi, memang ada kerjasama dengan BBWS, yang membangun konstruksi. Sehingga, nantinya Kali Bekasi akan lebih besar dan mampu menampung luapan air ketika hujan turun,” bebernya.

Kemudian, untuk pekerjaan fisik, dianggarkan Rp 12.260.000.000,-, dengan dokumen perencanaan Rp 750.000.000.

Adapun lokasi fisik untuk pembangunan dalam mengatasi banjir, tersebar di sembilan lokasi. Diantaranya, Kali Menir, Kali Sadang, Kali Jambe, Kali Bojong Koneng, Kali Cihanjuang, Kali Gombang, Sungai Sekunder Srengseng Hilir.

“Kita berharap, sejumlah permasalahan banjir juga diikuti oleh masyarakat, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi ke aliran sungai yang menyebabkan tersumbat, dan meluapnya air ke jalan serta permukiman warga,” terang Dedi. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin