Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Laboratorium dan Faskes Siaga Lagi

PANTAU RSUD : Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil berbincang dengan petugas medis saat mengunjungi RSUD Kabupaten Bekasi di Cibitung, Rabu (26/1) .ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Seluruh laboratorium dan Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Kota Bekasi diminta untuk memperkuat deteksi kasus varian Omicron di Kota Bekasi menyusul peningkatan kasus dengan jumlah tinggi akhir-akhir ini. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Bekasi 25 Januari tercatat di angka 1.105 kasus, meningkat 388 kasus dalam satu hari.

Penguatan deteksi kasus ini tercantum dalam Surat Edaran (SE) Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Transformasi Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi. Dalam surat tersebut, laboratorium yang memiliki kit untuk langsung mendeteksi SGTF atau SNP dapat langsung melakukan pemeriksaan. Sementara laboratorium yang tidak memiliki kit untuk langsung mendeteksi SGTF atau SNP, maka laboratorium harus mendeteksi COVID-19 terlebih dahulu dengan menggunakan Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) untuk dikirimkan ke laboratorium rujukan.

Untuk Faskes yang melakukan pemeriksaan dengan Rapid Diagnostic Test Antigen maka melakukan pengambilan spesimen ulang untuk dikirim ke laboratorium rujukan yang dapat mendeteksi SGTF. Setiap kasus terkonfirmasi positif varian Omicron atau lainnya diminta untuk segera dilakukan tracing, serta kasus probable maupun terkonfirmasi dapat melakukan isolasi di RSDC Wisma Atlet baik yang bergejala maupun tidak.

Pengawasan dan penindakan dilakukan kepada Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang melakukan karantina mandiri. Kemarin Pemkot Bekasi bersama dengan tiga pilar telah melakukan rapat koordinasi menindaklanjuti perkembangan kasus saat ini.

“Makanya kita ambil langkah-langkah progresif, kita dorong terus nanti 3 pilar untuk terus berada di lapangan, untuk kemudian mereka harus terus sosialisasikan terkait dengan vaksin, yang harus terus kita kejar sesuai dengan target,” kata Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto.

Terkait dengan Protokol Kesehatan (Prokes), ia menyampaikan akan kembali mensosialisasikan penggunaan masker kepada masyarakat, hingga rencana membagikan masker.

Tri mengaku distribusi vaksin saat ini dilakukan secara berkala, sehingga tidak bisa dilakukan secara masif. Vaksinasi dosis lengkap termasuk booster dioptimalkan pelaksanaannya di fasilitas kesehatan.

“Apalagi kalau menurut saya sih masyarakat Kota Bekasi cukup aktif, karena hari ini sudah hampir 60 ribu warga masyarakat kita vaksin ketiga,” tambahnya.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas masih dilaksanakan di Kota Bekasi. Saat ini ia mengaku telah menurunkan persentase jumlah siswa yang hadir PTM, dari 75 persen menjadi 50 persen. Tidak ada upaya lain yang bisa dilaksanakan untuk mencegah penyebaran kasus di sekolah selain percepatan vaksinasi dan kepatuhan terhadap Prokes.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil langsung mengunjungi langsung Rumah Sakit Daerah Umum (RSUD) Cibitung, Rabu (26/1). Kedatangan orang nomor satu di Jawa Barat ini untuk memastikan kondisi RSUD jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi.

“Situasi Covid-19 sedang ada tren naik, itulah kenapa saya datang ke berbagai rumah sakit di Jawa Barat, pemanasan, persiapan, jaga-jaga kasusnya tinggi. Posisi kita harus belajar dari tahun lalu dengan persiapan-persiapan,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil ini, usai mengunjungi RSUD Kabupaten Bekasi.

Kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi dalam mulai meningkat, pada Senin (17/1) sebanyak 58 kasus. Sementara hingga Rabu (26/1) kemarin melonjak jadi 753 kasus.

Menurut Emil, kenaikan kasus aktif di Kabupaten Bekasi masih landai, karena hanya ada lima orang yang dirawat. Selain itu belum ada yang terkonfirmasi varian Omicron. Kendati demikian, persiapan harus tetap dilakukan,”Karena nanti kasusnya meningkat, rumah sakit ini punya prosedur, akan diubah 100 persen menjadi rumah sakit khusus Covid-19, tapi perhari ini masih landai,” jelasnya.

Emil mengaku, berdasarkan data yang ada pada bulan Januari 2021 keterisian rumah sakit 40 persen. Sekarang, keterisian rumah sakit 7 persen. Kenapa begitu, karena pada tahun lalu belum pada vaksin, sekarang di Jawa Barat sudah 86 persen yang divaksin dosis 1, terhadap 37 juta target vaksin, Jawa Barat terbanyak Se-Indonesia. Sehingga, vaksin Booster mesti diperbanyak serta perkuat Protokol Kesehatan.

Saat ini kata Emil, RSUD mendapat bantuan dari mahasiswa di Singapura senilai Rp 1,4 milyar, sehingga bisa memproduksi oksigen ke tabung-tabung yang nanti suatu saat dibutuhkan oleh puskesmas dan lain sebagainya.

“Intinya Jawa Barat itu sangat siap dalam mengantisipasi kalau ada kenaikan pasca natal dan tahun baru maupun Omicron, di Jawa Barat itu hanya tinggal dua yang Omicrom, sekarang dirawat di BSDM Cimahi,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bekasi, Akhmad Marjuki menegaskan, RSUD Kabupaten Bekasi sudah siap apabila terjadi lonjakan kasus. “Secara keseluruhan kesiapan RSUD Kabupaten Bekasi sudah siap,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Masrikoh menjelaskan kasus aktif memang mengalami kenaikan dalam waktu beberapa hari belakangan ini, namun tidak signifikan. Menurutnya, peningkatan kasus ini karena Protokol Kesehatan (Prokes) masyarakat yang sudah mulai kendor (menurun).

“Naik kasusnya setiap hari, karena masyarakat sudah mulai kendor menjalankan Prokes. Tapi belum ada Omicron, masih Covid-19 seperti awal,” ujar pria yang juga sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi ini. (sur/pra)