Berita Bekasi Nomor Satu

Survei Lingkungan Belajar di SMAN 1 Kota Bekasi, Pengisian Berjalan Murni

ISTIRAHAT: Sejumlah siswa SMAN 1 Kota Bekasi beraktivitas di halaman kelas saat waktu istirahat, Rabu (10/8). JESICA ARYANTI/RADAR BEKASI

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Para guru maupun kepala sekolah di SMAN 1 Kota Bekasi telah mengisi Survei Lingkungan Belajar. Tidak ada kesepakatan dalam pengisian jawaban dalam pengisian survei tersebut.

Sebagaimana dikutip laman resmi Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik), Survei Lingkungan Belajar merupakan salah satu instrumen dalam Asesmen Nasional (AN) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Survei Lingkungan Belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan.

Survei Lingkungan Belajar wajib diisi oleh para kepala sekolah dan guru dengan catatan nomor induk kependudukan (NIK) guru terdaftar di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).Untuk jenjang SMA, pengisian survey dijadwalkan pada Senin (1/8) sampai Rabu (10/8).

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 1 Kota Bekasi Ahmad Muslih menjelaskan, Survei Lingkungan Belajar tersebut berisi tentang poin-poin kegiatan belajar mengajar (KBM) di lingkungan sekolah. “ Isinya tuh ada yang terkait proses KBM tentang bagaimana guru itu mengembangkan bahan ajar, lalu persiapannya bagaimana, pelaksanaannya seperti apa,” jelas Muslih kepada Radar Bekasi, Rabu (10/8).

Selain itu, juga terdapat soal tentang masalah-masalah yang kemungkinan terjadi pada para peserta didik di lingkungan sekolah seperti apakah ada bullying di sekolah, kesetaraan gender, penyalahgunaan narkoba dan lain lain. Tidak hanya itu, dalam survei tersebut juga dipertanyakan mengenai penanganan yang dilakukan pihak sekolah mengenai masalah-masalah tersebut.

“Survei ini ada kurang lebih 106 butir soal yang yang harus diisi dan survei ini berbasis komputer dan online, jadi tidak harus mengisi di sekolah,” ujar Muslih.

Dalam survey, para guru dan kepala sekolah diberikan alamat website dari Kemendikbudristek. Lalu masing-masing guru dan kepala sekolah mendapatkan satu akun yang dapat diisi dengan menginput NIK yang sudah terdaftar di Dapodik.

Muslih mengaku, tidak ada persiapan persiapan apapun dalam pengisian Survei Lingkungan Belajar ini. “Semuanya (pengisian,Red) berjalan murni, gak ada kita membuat kesepakatan biar jawabnya kompak. Berbeda dengan ANBK, kalau itu para siswa memang kita sosialisasikan duku terhadap soal atau prosesnya. Kalo survei ini mah engga,” ungkapnya.

Menurut Muslih, dengan adanya survei ini tentunya menjadi bahan evaluasi serta acuan aas hasil yang didapatkan pihak sekolah, khususnya guru-guru dan kepala sekolah agar dapat tahu dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

“Sejauh ini kita belum mengetahui apakah survei ini berpengaruh atau tidak terhadap akreditasi, namun dengan adanya survei ini bisa jadi bahan evaluasi buat kita buat tau apa aja nih yang harus diperbaiki dan lebih diperhatikan lagi,” pungkasnya. (cr1)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin