Berita Bekasi Nomor Satu

Pemulihan Korban Asusila Diminta Maksimal

Iliustrasi: Korban Asusila. (istimewa)

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Korban tindakan asusila oleh oknum guru berinisial AD (28) di wilayah Jatirasa Jatiasih, masih mengalami trauma dan geram ketika mengingat tindakan pelaku. Psikis para korban disebut masih terganggu dan kerap berbicara sendiri dan berkata kasar.

Salah satu orang tua korban, D mengatakan, bahwa kondisi mental atau psikis anaknya sampai kini belum pulih sepenuhnya. Pasca kejadian asusila menimpa, anaknya kerap bicara sendiri, dan mengeluarkan kata-kata yang tak pantas.

“Untuk sekolah dan ngaji sih anaknya masih mau, tapi kalau lagi sendiri gitu kadang anak ini suka ngoceh-ngoceh sendiri dengan kata-kata kasar, kayak misalnya gila, biadab gitu sambil ngoceh sendirian aja,” kata D.

D mengakui, untuk kondisi korban lainnya pun tak jauh berbeda. Misalnya, dari korban yang orangtuanya pertama kali melaporkan kasus ini ke polisi, dan menjadi korban yang (maaf) alat vitalnya sempat disentuh pelaku, kondisi si anak rewel dan tidak mau makan.

“Jadi, memang untuk pemulihan psikis anak saya kira masih belum pulih benar yak, dan itu lantaran dari proses pemulihan tim KPAI yang dirasa masih belum maksimal, karena jadwal konselingnya itu cuma satu kali setiap pekannya dan itu pun dilakukan di sekolah bersama korban lainnya,” tuturnya.

Sementara itu, orangtua dari korban lainnya berinisial F mengakui, bahwa kondisi yang sama juga terlihat pada anaknya. Kata dia, dirinya melihat kondisi psikis anaknya saat ini masih belum pulih benar meskipun sudah mau masuk sekolah dan mengaji. Khususnya ketika diajak bercanda untuk mengingat terkait kasus pelecehan seksual yang dialaminya.

“Jadi, kalau saya ajak bercanda untuk ingat kejadian yang dialaminya itu, bicaranya anak saya sangat tidak layak diucapkan oleh anak seusianya. Dia bilang, mau ngebunuh pelaku rasanya,” ungkapnya.

Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, sekaligus anggota Komisi IV Kota Bekasi, Enie Widiastuti meminta, agar KPAI bisa lebih maksimal dalam melakukan upaya pemulihan psikis para korban dengan menyiapkan tim konseling untuk menangani satu-satu korbannya. Sehingga bukan hanya satu orang namun untuk seluruh korban. Selain jadwal konseling diminta ditambah, tidak hanya satu kali dalam sepekan.

“Dan kami akan mendorong tim KPAI supaya bisa langsung mendatangi korban di rumah, sehingga bukan malah korban yang datang agar proses pemulihan psikis korban dapat lebih cepat pulih,” tandasnya.

Adapun sebagai informasi, Rabu (30/11) ini, Fraksi PDI Perjuangan telah menjadwalkan pertemuan kembali dengan para orangtua korban dalam rangka menindaklanjuti hasil pertemuan sebelumnya. Dimana sesuai dari permintaan orangtua agar bisa didampingi atau disediakan kuasa hukum.

 

“Iya, Insya Allah jam 11.00 WIB orang tua dari korban dan tim BBHAR PDI Perjuangan akan menggelar pertemuan di Fraksi proses dari pendampingan hukum sesuai permintaan dari orangtua yang kemarin datang ke Fraksi,” singkatnya.

Diketahui, sejak kabur pada tanggal 4 November, tersangka AD (28) akhirnya berhasil diamankan di Batam, Kepulauan Riau pada 26 November. Di hadapan publik, AD mengaku bekerja sebagai guru kelas, bekerja sejak September 2021. (mhf)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin