Berita Bekasi Nomor Satu

Strategi Pers Memaksimalkan Pendapatan Produk Digital

BERPOSE: Para GM Radar Bogor Grup berpose usai mengikuti kegiatan bersama SPS Jawa Barat di Hotel Santika Bandung, Selasa (6/11). ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI Hampir semua media konvensional memanfaatkan medium digital, namun tidak semua produk digital berhasil dimonetisasi secara layak. Dalam upaya menemukan formula tentang permasalahan tersebut, Serikat Perusahaan Pers (SPS) mengadakan Workshop Series #31: Memaksimalkan Produk Digital untuk Keberlanjutan Media di Bandung, Selasa (6/12/2022).

Sebagai organisasi perusahaan pers yang menaungi lk. 600 media arus utama di seluruh Indonesia, SPS meyakini konvergensi media atau pers ke arah digital adalah keniscayaan. Berbagai cara sudah dilakukan perusahaan-perusahaan pers, seperti membuat website/portal news, masuk ke ranah media sosial, dan lain-lain produk jurnalistik medium digital. Hampir seluruh perusahaan pers cetak, minimal memiliki portal news sebagai upaya pengembangan bisnis dan adaptasi era digital.

Hanya saja, pada praktik menuju konvergensi digital, media masih kesulitan menemukan keseimbangan dan kestabilan bisnis. Target pembaca produk konvensional semakin mengecil, semakin segmented. Sementara pemasukan iklan digital masih belum bisa menggantikan iklan konvensional atau print. Yang lebih banyak menikmati kue iklan digital, justru bukan media sebagai pemilik produk.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas.id, Tri Agung Kristanto, mengungkapkan media-media yang tutup saat ini bukan karena disrupsi digital, tapi karena ketidakmampuan beradaptasi dan persoalan internal. Adaptasi digital yang dilakukan media juga sering tidak relevan.

“Kalau mau menambah pendapatan, media jangan hanya melakukan intensifikasi, lebih baik ekstensifikasi. Kami di Kompas tidak bisa berdiri sendiri, makanya membuat kaki-kaki (produk-produk) baru, seperti Kompas.id, Kompasiana, dll,” ungkap Tri yang juga salah satu Anggota Dewan Pers Komisi Pendidikan & Pengembangan Profesi Pers.

Sementara itu, CEO Promedia Agus Sulistriono, yang dulunya juga mengembangkan bisnis digital di Pikiran Rakyat Media Network, menegaskan bisnis media bisa berlanjut kalau menghasilkan profit. Dalam konteks tersebut, media harus membuat inovasi pada empat pilar. “Inovasi pada business model, business process, revenue model, dan creative content-nya,” ujarnya.

Dalam workshop yang dihadiri insan media dari berbagai daerah, juga hadir beberapa perwakilan korporasi/brand untuk sharing tentang seperti apa produk digital media yang ramah pengiklan, serta seperti apa harapan dan dukungan mereka untuk keberlanjutan bisnis media. Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk., Boy Kelana Soebroto, berharap Astra dapat membantu meningkatkan strategi media dalam memaksimalkan produk digitalnya, agar melalui media dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas. “Diantaranya juga sharing seperti apa produk digital media yang ramah pengiklan, serta seperti apa harapan dan dukungan kami untuk keberlanjutan bisnis media,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Business Development Manager AdaKami Jonathan Kriss. Ia menekankan pentingnya inovasi konten-konten digital yang dihadirkan media agar dapat menjadi bagian dalam kampanye korporasi/brand. “Harapannya teman-teman media digital juga bisa mengangkat konten edukasi yang lebih advance dalam membekali masyarakat kita dengan pertumbuhan industri digital secara umum dan khususnya di industri keuangan,” ujar Jonathan.

Sementara itu, Manager Publisher Relationship TADEX-Telkomsel, platform periklanan premium terbesar berbasis programmatic di Indonesia, Rose Henindra, menggarisbawahi maksimalisasi pemanfaatan digital marketing. Terutama ketika media tersebut merasa membutuhkan alternatif kanal beriklan selain hanya dari platform yang sudah ada.

Ia mengungkapkan, ada empat strategi penempatan iklan website terbaik untuk publisher/media. Pertama, fokus ke customer experience. Kedua, analisa perilaku pengguna (user behavior). Ketiga, perhatikan data hasil kunjungan website. Keempat, perhatikan penempatan iklan pada website.

“TADEX menjembatani antara kebutuhan pengiklan saat ini, melalui kerja sama dengan publisher-publisher terpercaya dan terverifikasi Dewan Pers. TADEX memberikan solusi dan skema periklanan digital yang sehat, mudah, dan transparan, baik untuk pengiklan dan penerbit, sebagai wujud kontribusi dalam membentuk ekosistem digital di Indonesia,” ujar Rose.

Ketua Harian SPS Pusat, Januar P. Ruswita, menambahkan, sebagian besar kue di platform digital dikuasai platform periklanan global. Ia berharap platform periklanan nasional yang ada sekarang bisa menciptakan iklim model bisnis media yang sehat. “Mudah-mudahan juga mendukung produk jurnalistik yang berkualitas,” ujar Januar. (oke/*)

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin